Jakarta (ANTARA News) - Lembaga riset IDC (International Data Corporation) memperkirakan belanja teknologi informasi (TI) sektor manufaktur di Indonesia mencapai 630 juta dolar AS sampai akhir 2008.
"Menurut IDC, belanja TI manufaktur memang mencapai 630 juta dolar AS. Dan PT Datacraft Indonesia bisa meraih 2 sampai 3 persen dari nilai tersebut atau sekitar 12 hingga 15 juta dolar AS," kata President Director PT Datacraft Indonesia, Bambang Patrap Yakin yang dihubungi di Jakarta, Jumat.
Sedangkan untuk 2009, Bambang berharap ada pertumbuhan 2 hingga 3 persen bisnis Datacraft Indonesia.
Sementara itu, Vice President Asia Pacific Manufacturing Research Insight yang merupakan satu perusahaan milik IDC, Christopher Holmes memperkirakan pertumbuhan belanja TI industri manufaktur Indonesia mencapai 5 persen pada 2009 atau menjadi 680 juta dolar AS.
Dan pada 2012, Christopher memprediksi ada kenaikan belanja TI manufaktur Indonesia sebesar 9 persen menjadi 890 juta dolar AS.
Dia juga merasa optimis krisis finansial global yang terjadi belum akan mempengaruhi sektor manufaktur terutama dalam belanja TI.
"Mungkin ada revisi belanja akhir tahun ini, tetapi krisis tidak akan mempengaruhi belanja untuk kebutuhan sistem TI mereka," katanya.
Sedangkan pos belanja TI sendiri antara lain untuk solusi keamanan, jaringan, aplikasi, server, dan lain sebagainya.
Christopher mengatakan sektor manufaktur masih akan memanfaatkan TI untuk mengikatkan kualitas layanan dan menurunkan biaya.
Sementara Manufacturing Industry Director Datacraft Asia Pasifik Tony Murphy mengatakan, industri manufaktur akan tetap memanfaatkan solusi TI untuk meningkatkan manajemen rantai pasok (supply chain management) perusahaannya.
Belanja TI industri manufaktur, kata Tony, akan digunakan untuk komponen infrastruktur, integrasi dan piranti lunak aplikasi di
back office.
"Manufaktur Indonesia bisa mengambil peluang dari investasi asing yang masuk dan berkolaborasi. Untuk itu dibutuhkan pita lebar (bandwidth), mereka bisa berbagi dan agar pita lebar tersbut bisa efisien maka mereka bisa memanfaatkan layanan pengelolaan yang kami sediakan," kata Tony.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008