Pemimpin harus tahan kritik saat kondisi krisis, harus berani "head to head" dengan realita dan keadaan.
Jakarta (ANTARA) - Kondisi DKI Jakarta tengah mengalami bencana banjir, menurut pengamat politik dari Universitas 17 Agustus, Jakarta, Samsul Ode masyarakat membutuhkan pemimpin yang mampu menjelaskan secara rasional dan logis untuk mengatasi krisis yang terjadi.
"Masih bermain wacana dan citra di tengah kondisi yang krisis macam ini. Butuh pemimpin yang rasional dan logis untuk masa seperti ini. Ini bukan masa kampanye lagi, sudah hampir 2 tahun menjabat," kata Samsul Ode kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Samsul menjelaskan pemimpin harus tahan kritik saat kondisi krisis, harus berani "head to head" dengan realita dan keadaan.
"Kalau misal dibandingkan dengan Gubernur Jakarta sebelumnya, yang sangat rasional dan logis sampe marah setiap kali ada banjir yang tidak tertangani. Pak Anies sampe situasi seperti ini masih jaim," katanya.
Baca juga: BNPB : Korban banjir Jabodetabek capai 16 jiwa
Baca juga: Sembilan orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor
Baca juga: Pengamat: Jakarta perlu segera benahi sistem drainase
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mau menyalahkan pihak manapun serta siap untuk bertanggung jawab menanggulangi masalah banjir yang saat ini melanda Ibu Kota.
"Pemprov DKI mengambil sikap bertanggung jawab atas masalah yang sekarang muncul. Kami respon cepat, kami bantu tangani. Pada saat ini kami tidak mau nyalahkan siapapun dan apapun sekarang adalah saatnya memastikan warga selamat dan terlindungi," kata Anies.
Menurutnya saat ini prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalaj mengevakuasi masyarakat dari banjir sehingga tidak ada korban akibat hujan dengan curah tinggi yang mengguyur Jakarta sejak sore kemarin.
"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI tidak ada saling menyalahkan pada fase ini. Tidak usah menyalahkan orang pada fase ini. Prioritas saat ini seluruh warga Jakarta terselamatkan," kata Anies.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020