Jakarta (ANTARA News) - Ekonom pada Institute for Economics and Finance (Indef) Aviliani mendorong pemerintah dan Bank Indonesia untuk segera merubah struktur cadangan devisa nasional agar memilikifundamental yang lebih kuat. "Pemerintah dan BI harus merubah struktur cadangan devisa nasional dari selama ini bertumpu pada dana-dana 'hot money' dari luar negeri," ujarnya di Jakarta, Jumat. Struktur cadangan devisa nasional, jelasnya, harusnya bertumpu pada kinerja ekspor yang kuat dan kegiatan penanaman modal di dalam negeri. "Ini justru akan lebih memperkuat fundamental dari cadangan devisa nasional," katanya lagi. Aviliani menilai, cadangan devisa nasional saat ini yang lebih banyak dikontribusikan dana-dana hot money sangat rawan. Pasalnya, dana-dana hot money sangat sensitif terhadap sentimen gejolak perekonomian global. "Sektor riil bisa dikorbankan pada akhirnya jika terjadi pelarian pada pasar modal. Karena itu, sebaiknya cadangan devisa nasional tidak lagi bertumpu pada hot money," tambahnya. Data Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa nasional per 31 Oktober mencapai 50,58 miliar dolar AS, tergerus sebesar 6,54 miliar dolar AS dari posisi cadangan devisa per September. Penurunan ini merupakan terendah sepanjang 17 bulan terakhir. Diduga penurunan cadangan devisa didorong kebijakan intervensi Bank Indonesia dalam memperkuat nilai tukar rupiah di pasar, penurunan giro wajib minimum, dan pelunasan utang yang jatuh tempo sampai dengan kuartal III/2008.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008