Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum menerima surat yang dikirim keluarga Amrozi, terkait rencana pelaksanaan hukuman mati bagi terpidana kasus bom Bali I tersebut. Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjadsa usai mendampingi Presiden Yudhoyono dalam acara penganugrahan gelar Pahlawan Nasional dan Bintang Jasa di Istana Negara, Jakarta, Jumat, mengatakan hingga Jumat pagi pihaknya belum menerima surat yang dimaksud. "Saya belum terima. Saya tidak bisa merespon sesuatu yang belum saya baca," kata Hatta. Oleh karena itu, katanya, pihaknya dan juga Presiden belum bisa memberikan respon terhadap surat yang dikirimkan keluarga Amrozi itu. Sebelumnya pada Kamis (6/11), Keluarga Amrozi di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, berkirim surat kepada Presiden Yudhoyono. Ali Fauzi, adik kandung Amrozi, di depan Ponpes Al Islam, menjelaskan pengiriman surat itu karena keluarga terombang-ambing dengan kondisi yang sedang berkembang. Sehari sebelumnya, keluarga mendapatkan kabar melalui telepon dari Tim Pembela Muslim (TPM) Manhendradatta. Dari informasi itu, dikabarkan akan ada petugas kejaksaan yang mengirimkan surat kepada keluarga Amrozi di Tenggulun. Tetapi setelah ditunggu hingga pukul 24.00 WIB, petugas kejaksaan itu tidak kunjung datang, katanya. Hal ini dibenarkan juga Muhammad Chozin, kakak kandung Amrozi, hingga pagi tadi keluarga belum menerima surat dari kejaksaan dan tetap mengharapkan eksekusi Amrozi dkk tidak dilaksanakan. Karena itu, kemudian kelurga sepakat membuat surat kepada Presiden yang ditandatangani wakil keluarga, Ustadz Jafar Shodiq. "Surat kami kirimkan tadi pagi lewat pos," katanya menjelaskan. Namun, Ali Fauzi enggan menjelaskan isi surat setebal tiga halaman yang disampaikan kepada Presiden. Alasannya, kalau dibeberkan kepada wartawan tidak menghormati Presiden. (*)
Copyright © ANTARA 2008