"Dalam situasi banjir, kami menghimbau warga agar tidak panik karena banjir ini sifatnya hanya sementara waktu ketika sungai meluap pasca hujan," kata Kapolsek Binuang IPTU Guntur Setyo Pambudi.

Rantau (ANTARA) - Bencana banjir yang terjadi Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan diakibatkan dangkalnya Sungai Raya Belanti sehingga tak mampu menampung air hujan deras yang turun cukup lama.

"Hujan sepanjang malam menyebabkan sungai yang dangkal di Kelurahan Raya Belanti meluap hingga membanjiri pemukiman penduduk di tiga RT," ujar Kapolsek Binuang IPTU Guntur Setyo Pambudi, Rabu.

Menurut Guntur, bangunan tanggul yang rendah juga membuat air sungai dengan mudah meluap keluar. Sehingga diharapkan bisa menjadi perhatian pihak terkait agar bencana serupa dapat diantisipasi dan diminimalisir dampaknya.


"Dalam situasi banjir, kami menghimbau warga agar tidak panik karena banjir ini sifatnya hanya sementara waktu ketika sungai meluap pasca hujan," kata Guntur.

Diketahui banjir yang menggenangi Jalan Pantai Belanti, Kelurahan Raya Belanti, Kecamatan Binuang membuat 30 rumah warga yang dihuni 118 jiwa terdampak.

"Ketinggian air berkisar 20 centimeter
mengakibatkan warga tidak bisa melakukan aktifitas di rumah seperti memasak dan lainnya. Namun sekarang air sudah mulai surut," tandas Guntur.


Tingginya curah hujan di awal tahun 2020 ini telah diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Rizqi Nur Fitriani mengatakan, peluang curah hujan 10 hari awal Januari 2020 sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan diprakirakan akan terjadi curah hujan lebih dari 50 mm dengan peluang sekitar 90%.

"Hujan disertai angin kencang dan petir juga patut diwaspadai karena potensinya besar terjadi di puncak curah hujan tinggi sekarang," jelasnya.

Pewarta: Firman
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020