Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, melemah sebesar 20 poin menjadi Rp11.070/11.125 per dolar AS dari sebelumnya Rp11.050/11.098, akibat masih dalam tekanan pasar, sekalipun tekanan sudah mulai agak berkurang. "Tekanan pasar berkurang dengan masih aktifnya Bank Indonesia (BI) mengawasi pasar dan melakukan intervensi untuk mengangkat rupiah," kata Dirut Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Jumat. Dikatakannya, BI harus hati-hati dalam melakukan intervensi dan apabila intervensi perlu dilakukan harus dapat memberikan sentimen positif terhadap rupiah. Jadi intervensi itu harus dilakukan dengan tepat, sehingga cadangan devisa yang dikeluarkan akan memberikan manfaat terhadap pergerakan rupiah, katanya. Menurut Edwin, pelemahan rupiah saat ini tidak besar, karena kehadiran BI dengan mengawasi kegiatan bank-bank asing juga memberikan pengaruh yang positif. "Kami memperkirakan rupiah masih akan tertekan pasar, karena krisis keuangan global masih tak menentu," ucapnya. Dengan menangnya Barack Hussein Obama, katanya, diharapkan pertumbuhan ekonomi AS akan membaik dan memberikan arti positif bagi ekonomi dunia, terutama terhadap Asia khususnya Indonesia. Obama yang pernah empat tahun tinggal di Indonesia menyatakan akan memberikan perhatian terhadap bangsa ini. Kalau itu terjadi maka ekspor Indonesia ke Amerika akan semakin besar, ucapnya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008