Makassar (ANTARA News) - Seorang mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Fajrin (26) yang dikabarkan telah meninggal karena kehabisan darah setelah ditebas leher bagian belakangnya, ternyata masih hidup namun masih belum sadar sehingga masih berada dalam ruang operasi.Pemantauan yang dilakukan di Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina, Makassar, Kamis malam, memperlihatkan tim dokter masih berusaha secara maksimal untuk menyelamatkan nyawa mahasiswa semester 11 pada Fakultas Teknik ini.Sabetan parang yang mengenai leher belakang bagian bawahnya ini cukup lebar dan dalam sehingga dokter berupaya keras untuk menyelamatkannya.Dua korban lainnya yakni, Algazali dan Bombong juga masih dirawat di ruang unit gawat darurat (UGD) RS Ibnu Sina dan RS Labuang Baji.Algazali dirujuk ke RS Labuang Baji karena harus menjalani "scan" pada kepalanya karena hantaman benda tumpul yang membuatnya tidak sadarkan diri. Selain kepala, perut dan pinggang belakangnya juga terkena panah.Sementara Bombong yang terluka pada bagian tangan kaki dan perut ini di rawat di ruang UGD RS Ibnu Sina. Bombong yang luka serius akibat panah, menyelamatkan dirinya dengan berlari ke RS Ibnu Sina yang berjarak 100 meter dari kampusnya.Pembantu Rektor III bidang kemahasiswaan, Dr Maksud Sam kepada wartawan di RS Ibnu Sina saat melihat kondisi korban mengatakan, tidak mengetahui secara pasti duduk perkara yang terjadi antara dua kelompok mahasiswa ini."Saya tidak tahu apa yang terjadi karena saya tidak berada di kampus saat tawuran terjadi. Saya akan menyelidiki penyebab terjadinya tawuran yang menyebabkan tiga orang mahasiswa FT terluka," katanya.Khawatir tawuran meluasMaksud Sam akan melakukan rapat senat secepatnya dan mengambil tindakan agar tawuran ini tidak meluas lagi dan tidak ada lagi korban yang berjatuhan selain dari yang ketiga ini.Sementara itu, puluhan polisi dari Mapolresta Makassar Timur dan Polsekta Panakkukang yang berpakaian sipil maupun seragam ditempatkan di RS Ibnu Sina dan kampus untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan."Kami akan tetap menyiagakan anggota kami di RS Ibnu Sina tempat dua orang mahasiswa FT dirawat, karena informasi yang berhembus akan ada mahasiswa yang akan melakukan tindakan yang tidak diinginkan," kata Kapolsek Panakkukang, AKP Satria A Vibrianto.Tawuran antarmahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) terjadi, Kamis sekitar pukul 16.00 Wita. Tawuran ini melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dengan organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UMI ini mengakibatkan sejumlah mahasiswa luka-luka.Aparat polisi dari Polresta Makassar Timur dan Polsekta Panakkukang langsung menyisir kampus dipimpin Kapolres, AKBP Kamaruddin.Di dalam kampus, polisi menyita puluhan parang, badik, panah dan ketapel, serta senjata rakitan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Hari gini masih tawuran...he..he.. katanya mahasiswa tapi kelakuan masih gitu.. ooo maklumlah orang yang kuliah d UMI kan kebanyakan orang dari daerah jadi kaget liat orang banyak..mereka kan tidak terbiasa bergaul jadi bawaannya mau berkelahi terus...
Trus Yang lebih GOBLOK lagi adalah para dosen dan penentu kebijakan d UMI..mereka gak berani bertindak tegas sama mahasiswa.. soalnya mereka yg jadi dosen kebanyak dulu suka tawuran juga/// HAAA...haaa
Didikan moralnya tidak kesampaian. jadi brutal.
Mau jadi dokter tapi jiwanya begitu, kalau udah lulus kali jadi pembantai. kasihan yang jadi korban.
kalau brani satu-lawan satu naik diatas ring tinju, itu baru benar.
Yang bikin mahasiswa kehilangan pamor.
Buat sarjana tidak diakui masyarakat n dipandang sebelah mata.
Golongan paling cerdas aja bisa main tawur, palagi yg g\'pake otak.
Ga malu tuch...
Sekalian mreman aja ditermunal, g\'usah kuliah.
Malu-maluin yang laen....
Buat noda hitam aja...