Jakarta, (ANTARA News) - Terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat dinilai tidak akan mengubah kebijakan strategis negara adikuasa itu terhadap Indonesia, kata kata pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy, di Jakarta, Kamis.
"Dalam satu tahun ke depan tidak akan ada perubahan kebijakan yang strategis dari AS terhadap Indonesia," katanya.
Menurut dia, Obama akan terfokus pada pembenahan ekonomi dan politik dalam negeri Amerika Serikat, sehingga dalam setahun ke depan tidak akan ada perubahan yang berarti bagi Indonesia.
Dalam konteks kebijakan luar negeri AS, banyak yang sebelumnya menilai apa pun partai dan siapa pun calon presiden di Indonesia yang menang, Indonesia akan tetap berada di bawah penetrasi AS, katanya.
"Perubahan kebijakan hanya mungkin muncul dari Bank Dunia, IMF, dan ADB," katanya.
Bank Dunia dinilainya jelas sudah mengikat Indonesia dengan pinjaman siaganya senilai 2 milyar dolar AS.
Sementara IFC sudah terlebih dahulu mengikat Indonesia dengan proyek-proyek infrastruktur.
Bila Indonesia tidak membenahi diri dalam hal struktur produksi dan pasar domestik, maka Indonesia hanya akan sekadar menjadi "ekor" atas perekonomian global yang dipimpin AS, katanya.
Khusus tentang sikap AS terhadap Afganistan, Noorsy menilai Indonesia akan masuk dalam daftar konsentrasi AS dalam memerangi terorisme.
"Di sini Indonesia harus cerdas dan jeli dengan merumuskan secara bijaksana sekaligus tajam apa yang dimaksud terorisme," katanya.
"Dalam konteks ini Barack Obama telah menyebarluaskan faham bahwa nasionalisme itu sangat penting dan melindungi kepentingan nasionalisme adalah segala-galanya," demikian Ichsanuddin Noorsy.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008