Denpasar (ANTARA News) - Para pengusaha pariwisata di Bali mengaku resah membayangkan masa depan bisnisnya menyusul belum jelasnya tanggal eksekusi tiga terpidana mati Bom Bali, demikian Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali, I Gde Wiratha di Kuta, Bali, Kamis.
Ia mengungkapkan, pesan teror dari terpidana bom Bali menjadi bukti lemahnya pemerintah Indonesia dalam memberi rasa aman kepada warga Indonesia dan asing yang hendak berwisata di sini.
"Kami mohon media massa tidak memberitakan berlebihan mengenai pelaku bom Bali seperti seorang pahlawan," imbaunya kepada media.
Berita-berita sejumlah media cetak dan elektronik mengenai teroris justru telah membuat semua orang khawatir dan takut.
"Siapa bilang pariwisata Bali tidak terpengaruh? Siapa juga yang bilang kunjungan wisatawan asing ke Bali hanya turun 10 persen? Lihat sekarang jalan-jalan di kawasan wisata Kuta mulai sepi," kata pemilik Hotel Bounty itu.
Wiratha berharap media di Indonesia lebih bijak dalam mengangkat berita-berita sensitif dan tidak menjadi alat propaganda para teroris.
"Masyarakat Bali takut pergi ke tempat keramaian. Wisatawan saat ini sangat was-was, bahkan sejumlah negara meningkatkan status peringatan kepada warganya, seperti dilakukan pemerintah Australia," ujar Wiratha. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008