New York, (ANTARA News) - Dolar AS bertahan di kisaran sempit pada Rabu waktu setempat, karena pasar finansial berputar setelah kemenangan Barack Obama dan menjelang perkiraan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB). Seperti dilaporkan AFP, Euro menyusut menjadi 1,2962 dolar terhadap 1,2975 dolar akhir Selasa di New York. Sementara terhadap mata uang Jepang, dolar turun kembali menjadi 98,33 yen dari 99,69 yen pada Selasa. Neil Mellor dari Bank of New York Mellon mengatakan pasar sedang menunggu kemungkinan pergantian dalam kebijakan mata uang dari Obama, yang diyakini sedang melakukan pembicaraan dengan mantan menteri keuangan Lawrence Summers dan Robert Rubin tentang pengisian kembali posnya. "Tn. Summers dan Tn. Rubin telah bertindak sebagai penasehat utama untuk presiden terpilih Obama, kemungkinan akan ditunjuk sebagai menteri keuangan baru yang kelihatannya dapat membangkitkan kembali dari mantra 'dolar kuat', kata Mellor. "Kenaikan dolar akan membantu menarik banyak modal yang diperlukan dari luar negeri --itu masuk akal untuk sekiranya membuat China dan Arab Saudi akan senang dengan hasil ini." Para investor juga sedang menunggu sebuah penurunan suku bunga oleh ECB dan Bank Sentral Inggris (BoE).Namun dampak dari penurunan suku bunga ECB pada euro jauh dari kejelasan. "Pasar miliki dua kutub tentang suku bunga," catat para analis di Moneycorp. "Satu hari ancaman penurunan suku bunga membuat mata uang turun, karena penurunan imbal hasil." "Selanjutnya, penurunan suku bunga sebuah sinyal positif untuk mata uang karena mereka menarik uang ke dalam pasar ekuitas." Biasanya, penurunan suku bunga cenderung kurang menarik bagi para investor, sehingga mendorong mata uang bersangkutan melemah. Tetapi, para analis mencatat bahwa setelah Bank Sentral Australia menurunkan suku bunga acuannya secara tak terduga tiga perempat poin, dolar Australia justru menguat. Pasar saham juga turun tajam karena masalah kompleks ekonomi yang akan dihadapi Presiden terpilih Obama mengusir eforia awal. Dalam jangka menengah, kata analis Lee Hardman dari Bank of Tokyo Mitsubishi, bukti bahwa Demokrat gagal memperoleh 60 kursi mayoritas 'veto-proof' di Senat "adalah sesuatu yang positif untuk dolar AS." Sementara analis Barclays Capital, Jeff Gable berkomentar: "Dalam jangka pendek, kemenangan Obama ditanbah dengan kekuatan mayoritas di Senat, kemungkinan membuat dolar bullish, karena Washington akan lebih proaktif dalam menangani krisis finansial global." Namun, Gable juga memperingatkan bahwa "kemenangan Obama akan --dalam jangka panjang -- menyediakan faktor negatif bagi dolar karena ia kemungkinan mendorong lebih ekspansif kebijakan fiskal dan Gedung Putih akan lebih protektif." Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,1578 franc Swiss setelah 1,1622 pada Selasa. Pound berada pada 1,5930 dolar dari 1,5942 dolar.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008