New York, (ANTARA News) - Bursa saham Amerika Serikat kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu waktu setempat, sehari setelah kemenangan bersejarah Barack Obama dalam pemilihan presiden, menyusul disiarkan beberapa data ekonomi, yang mengecewakan.
Koreksi tajam Wall Street itu merupakan yang pertama kali setelah pemilihan presiden dan menandai tantangan besar, yang menanti pemerintahan baru Obama.
Hampir seluruh saham diperdagangkan dengan saham manufaktur unggulan, termasuk Boeing, saham perbankan, teknologi, konstruksi rumah, ritel, dan perusahaan energi mengalami penurunan terparah.
Para investor khawatir pemerintahan baru belum siap bertindak cepat untuk mencegah kejatuhan ekonomi lebih dalam.
"Meski banyak antusiasme dan kegembiraan atas presiden baru, saya kira sulit mengharapkan sesuatu yang baru dengan segera," kata Dean Barber dari perusahaan investasi Barber Financial Group di Kansas City.
Indeks saham industri Dow Jones melemah 486,01 poin atau 5,05 persen pada 9.139,27. Indeks Standard&Poor's 500 jatuh 52,98 poin atau 5,27 persen pada 952,77, sedangkan indeks komposit Nasdaq merosot 98,48 poin atau 5,53 persen pada 1.681,64.
Data suram ekonomi termasuk laporan yang menyebutkan banyak pemecatan oleh perusahaan swasta pada Oktober dan data yang menyebutkan ada kontraksi tajam sektor jasa pada Oktober.
Saham perusahaan Boeing jatuh 6,9 persen dan ditutup pada 49,55 dolar Amerika Serikat perlembar saham di NYSE atau terburuk kedua setelah saham Exxon Mobil Corp, yang jatuh 4,9 persen menjadi 73,69 dolar Amerika Serikat, sementara Chevron merosot 4,2 persen pada 74,88 dolar Amerika Serikat perlembar saham.
Penurunan harga saham energi juga dipicu oleh kejatuhan harga minyak dunia akibat kekhawatiran akan turun permintaan.
Harga minyak mentah untuk pengiriman Desember turun 5,23 dolar Amerika Serikat atau 7,42 persen menjadi 65,30 dolar Amerika Serikat perbarel di pasar berjangka New York.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008