Jakarta (ANTARA News) - Pasca terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44, negara-negara di dunia termasuk Indonesia akan menunggu realisasi janji Obama untuk memperketat regulasi di sektor keuangan, termasuk kepada para "hedge fund" dan pasar keuangan.Anggota Komisi XI DPR Dradjad Hari Wibowo di Jakarta, Rabu, mengatakan hal itu perlu dilakukan agar spekulan dan "moral hazard" yang telah memperburuk situasi krisis finansial global saat ini bisa ditekan secara drastis."Kalau Obama berhasil memenuhi janjinya untuk memperbesar kue ekonomi bagi kelas menengah dan bawah AS, maka itu akan bisa mendorong pertumbuhan global termasuk Indonesia," katanya.Pertumbuhan global dipastikan ikut terangkat karena daya beli kelas menengah bawah tersebut akan meningkat secara drastis sehingga ekspor global ke AS akan kembali pulih. Ditanya tentang pengaruh terpilihnya Obama sebagai presiden dengan kepentingan Indonesia secara langsung, Dradjad mengatakan, presiden AS pertama yang yang merupakan keturunan Afrika itu akan baru bermanfaat langsung kalau bisa mendorong pengurangan kewajiban utang negara-negara berkembang seperti Indonesia. "Apalagi kalau dia bias membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia," katanya. Obama sendiri baru akan diambil sumpahnya sebagai Presiden ke-44 AS pada Januari 2009 nanti.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008
Untuk jangka pendek hal ini akan membuat Rupiah semakin terpuruk.
Hal ini akan berlangsung berapa lama tidak ada yang tahu.
Bagi Indonesia, saat ini yang terutama adalah sektor riil harus bergerak, dan satu-satunya jalan adalah MENURUNKAN SUKU BUNGA secara signifikan agar likuiditas pasar membaik. Tak ada gunanya suku bunga tinggi, Rupiah tetap terpuruk.
Mudah-mudahan BI cepat menyadari hal ini.