Dampaknya terlihat nyata pada kondisi pembangunan jalan maupun jembatan karena hanya sepotong-sepotong lahan yang bisa dibebaskan, pengerjaan fisik juga demikian.
Manado (ANTARA) - Pembebasan lahan masih menjadi ganjalan bagi penyelesaian Jalan Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara, sehingga bentangan tol sepanjang 39,9 kilometer belum tersambung utuh mulai dari titik nol di "Manado Outer Ring Road" hingga ujung tol di Kota Bitung.
Beragam argumentasi mengapung terkait penyebab lambatnya pembebasan lahan sehingga tol terpanjang di Sulawesi itu belum seratus persen terhubung, di antaranya harga, dokumen kepemililikan hingga sengketa internal di antara ahli waris pemilik lahan.
Memang, bila dibandingkan dengan seksi IA, IB dan IIA, pembebasan lahan di seksi IIB terbilang pelan dan menguras energi PT Jasamarga Manado Bitung sebagai pemegang mandat membangun ruas tol ini.
Dampaknya terlihat nyata pada kondisi pembangunan jalan maupun jembatan karena hanya sepotong-sepotong lahan yang bisa dibebaskan, pengerjaan fisik juga demikian.
Saat ini, praktis yang bisa digunakan dari keseluruhan bentangan panjang tol baru mencapai 25 kilometer (Manado hingga Manembo-Nembo), sisanya sepanjang 14 kilometer belum tersambung utuh.
Direktur Utama PT Jasamarga Manado-Bitung, George Manurung mengatakan apabila pembebasan lahan selesai sebagaimana rencana, diharapkan pengerjaan konstruksi jalan dan jembatan dapat dipacu dan jalan tol dapat dioperasikan pada Juli tahun 2020.
Baca juga: Tol Manado-Bitung mudahkan wisatawan ke KEK Likupang
Data yang diperbarui hingga 20 Desember 2019 saat kunjungan Komisi V DPR-RI menunjukkan, lahan bebas di seksi IA (STA 0 sampai 7+000) sebesar 99,9 persen, sementara konstruksi fisik sebesar 100 persen.
Angka itu hampir sama dengan seksi IB (STA 7+000 hingga 14+000) di mana lahan bebas sudah sebesar 99,93 persen sementara fisik projek juga mencapai 100 persen.
Seksi IA menggunakan dana pinjaman luar negeri pemerintah China, sementara seksi IB disuplai dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), hingga selesai pembangunannya diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp Rp3,01 triliun.
Selanjutnya di seksi IIA (STA 14+000 hingga 25+500) pembebasan lahannya telah mencapai 99,86 persen dengan laju pembangunan fisik mencapai 98,43 persen.
Laju pembebasan seksi IIB (STA 25+500 hingga 39+000), tidak semulus di seksi IA, IB dan IIA, angka pembebasan lahan telah mencapai 87,93 persen, sementara konstruksi fisik mencapai 39,01 persen.
Seksi IIA (sepanjang 11,5 kilometer) dan seksi IIB (sepanjang 13,5 kilometer) dibangun oleh investor (Badan Usaha Jalan Tol/BUJT), total anggaran sebesar Rp3,17 triliun terserap untuk membangun tol seksi II itu.
"Proyek kami terputus karena lahan belum bebas, meski begitu kami tetap optimistis target operasional tol bisa terpenuhi hingga Bitung," sebut George.
Dia berharap, koordinasi para pemangku kepentingan seperti pejabat pembuat komitmen (PPK) lahan, panitia pengadaan tanah dan badan pertanahan bisa mempercepat proses itu.
Baca juga: Tol Manado-Bitung akan dioperasionalkan Januari 2020
PT Jasamarga, mengalokasikan anggaran untuk pembebasan lahan sebesar Rp1,4 triliun, sudah termasuk pembebasan lahan seksi IA dan IB sepanjang 14 kilometer. Total anggaran yang sudah terserap mencapai Rp1,1 triliun.
Belum tersambung utuh panjang bentangan tol akibat lahan bebas, juga menjadi perhatian Ketua Komisi V DPR-RI, Lazarus saat melakukan kunjungan kerja ke Manado beberapa pekan lalu.
Dia berharap pemerintah daerah dan pihak terkait bekerja sama sehingga proses pembebasan lahan tol terpanjang di provinsi ujung utara Sulawesi ini tidak tersendat-sendat.
"Bagaimana pekerjaan akan dilakukan kalau lahannya belum bebas. Butuh dukungan semua pihak agar proses ini (pembebasan lahan) bisa terselesaikan," harapnya.
Dorong pertumbuhan ekonomi
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Sulawesi Utara dan Gorontalo Triono Junoasmono optimistis pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"Pembangunan tol ini masuk dalam proyek strategis nasional sehingga pemerintah terus mempercepat penyelesaiannya," katanya.
Tol ini akan menghubungkan Kota Manado dengan Pelabuhan Bitung yang menjadi titik distribusi logistik ke sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur.
Pelabuhan ini, juga menjadi pelabuhan besar yang menghubungkan wilayah barat dan timur dan ke depannya akan dilakukan penambahan rute internasional dari Bitung ke Davao, Filipina.
Baca juga: BPJN XV Manado pastikan masuk tol Manado-Bitung gratis
Tol ini, tidak hanya menghubungkan ke Pelabuhan Bitung tetapi juga terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berada di Manembo-Nembo.
"Tol sepanjang 39,9 kilometer ini manfaatnya strategis, karena itu kami terus mempercepat pembangunannya sehingga bisa selesai sesuai target pada 2019," ujarnya.
Secara umum, kata dia, pengerjaan tol yang melintasi Kabupaten Minahasa Utara itu sudah dimulai sejak 2014 dan 2015 menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Pada segmen 0-7 kilometer pembangunannya didukung dengan APBN, selanjutnya 7-14 kilometer melalui pinjaman luar negeri pemerintah China, sementara 14-39 kilometer sisanya dikerjakan oleh PT Jasamarga Manado-Bitung," jelasnya.
Kenapa pemerintah masuk dalam pengerjaan proyek ini? Alasannya, menurut Junoasmono secara finansial proyek ini belum layak sehingga membutuhkan sokongan dana pemerintah.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey juga memiliki optimisme serupa. Kehadiran tol ini bukan hanya mengurai kemacetan di ruas jalan nasional saat ini, akan tetapi juga menggerakkan ekonomi Sulut.
Tol ini juga akan menghubungkan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara.
Di Kawasan ini akan dibangun berbagai fasilitas seperti hotel bintang lima ditunjang dengan akses jalan dua lajur sebagai persiapan dilaksanakannya KTT G20 apabila nantinya Sulawesi Utara ditunjuk sebagai penyelenggara.
Baca juga: Progres pembebasan lahan tol Pekanbaru-Dumai hampir rampung
Tol ini, lanjut Gubernur juga akan tersambung dengan tol Manado-Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, yang menjadi salah satu sentra perikanan dan perkebunan tanaman kelapa.
"Banyak manfaatnya, karena itu kami sangat berharap dukungan penuh para pihak termasuk seluruh warga Sulawesi Utara," ajaknya.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Manado dan PT Jasamarga Manado Bitung saat ini sementara membuka fungsional tol untuk natal dan tahun baru, kira-kira sepanjang 25 kilometer yang bisa dilintasi pengguna dari arah Manado menuju Bitung dan dari arah sebaliknya.
BPJN XV Manado, PT Jasamarga Manado Bitung dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara optimistis pada Januari 2020 Tol Manado Bitung dapat dioperasionalkan mulai dari gerbang Tol Manado hingga gerbang Tol Kauditan.
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019