"Memang benar kedua orang itu diduga memimpin anggotanya yang berjumlah empat orang dengan membawa tiga pucuk senjata api menyerang anggota TNI hingga menewaskan satu anggota TNI," kata Irjen Waterpauw kepada ANTARA, di Jayapura, Senin malam.

Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menyerang anggota Satgas Pamtas RI-PNG di wilayah Kabupaten Keerom dipimpin Jefri Pagawak dan Jemi Wenda yang merupakan anak Matias Wenda, salah satu pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tinggal di sekitar Bewani, PNG.

"Memang benar kedua orang itu diduga memimpin anggotanya yang berjumlah empat orang dengan membawa tiga pucuk senjata api menyerang anggota TNI hingga menewaskan satu anggota TNI," kata Irjen Waterpauw kepada ANTARA, di Jayapura, Senin malam.
Baca juga: Aparat gabungan lakukan pengejaran KKB di perbatasan RI-PNG

Dia menyatakan, saat ini tim gabungan TNI-Polri sudah dikerahkan untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut.

Pengejaran akan terus dilakukan terhadap KKB yang melakukan penembakan hingga menewaskan Serda Miftakfur.

"Selain menewaskan Serda Miftakhur, dalam insiden tersebut juga mengakibatkan satu anggota Yon Infanteri 713/ST terluka," kata Irjen Pol Waterpauw.

Kapendam XVII Cenderawasih Kol Cpl Eko Daryanto secara terpisah mengatakan, insiden penyerangan yang dilakukan KKB terhadap anggota Yonif 713/ST, Senin, sekitar pukul 08.00 WIT itu terjadi saat anggota sedang mengambil logistik dari Pos Kali Asin.
Baca juga: Seorang prajurit TNI gugur dalam kontak tembak di perbatasan RI-PNG

Kontak tembak sempat terjadi, dan saat ini kedua korban sudah dievakuasi, kata Eko, seraya menambahkan Prada Juwandy saat ini dirawat di RST Marthen Indey.

Sedangkan jenazah Serda Miftakfur disemayamkan di Makorem 172/PWY, dan dijadwalkan Selasa (31/12) dievakuasi ke Semarang, Jawa Tengah untuk dimakamkan ke kampung halamannya di Demak, kata Eko pula.
Baca juga: Sepanjang 2019, 10 anggota TNI-Polri meninggal kontak tembak KKB

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019