New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia mengalami "rally" tajam pada Selasa waktu setempat, di tengah melemahnya dolar AS dan fakta bahwa para eksportir minyak mentah OPEC memangkas produksinya sesuai dengan yang dijanjikan, kata para analis. Sebagaimana dilaporkan AFP, harga melompat dari posisi terendah 21 bulan untuk minyak mentah Brent North Sea, karena harga komoditas dan pasar-pasar finansial melakukan penilaian kembali terhadap prospek kecenderungan turun ekonomi seluruh dunia. Di New York, acuan kontrak minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Desember meningkat 6,62 dolar AS menjadi ditutup pada 70,53 dolar AS per barel, melonjak lebih dari 10 persen. Di London, kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk penyerahan Desember mantap pada 66,44 dolar per barel, naik 5,96 dolar AS dari penutupan Senin. Pergerakan pasar terjadi karena saham-saham di seluruh dunia menguat bersamaan dengan komoditi dan melemahnya dolar AS -- sebuah sinyal bahwa para investor mengambil lebih banyak risiko setelah periode pengurangan. "Harga-harga komoditas terus rebound. Gandum, kedelai dan jagung semuanya naik, bersamaan dengan logam-logam dasar, termasuk tembaga, alumunium dan seng," kata Nathan Topper dari Economy.com. "Logam mulia juga berpartisipasi dalam rally harga komoditas." Melemahnya dolar AS membuat harga minyak dalam mata uang AS lebih murah untuk para pembeli yang memegang mata uang kuat, sehingga mendorong permintaan naik. Pada Selasa, euro sempat melompat kembali di atas 1,30 dolar AS. Pasar-pasar finansial sedang menilai dampak pemilihan presiden AS, yang diharapkan dapat merubah pendekatan terhadap krisis finansial global, termasuk serangkaian tindakan oleh bank-bank sentral dan pemerintah untuk mendorong kegiatan ekonomi. Para analis mengatakan harga juga rebound di tengah berita bahwa produsen minyak mentah OPEC mengimplementasikan pengurangan produksinya, sesuai yang dijanjikan dalam pertemuan mereka bulan lalu. "Dorongan utama terhadap pembalikan harga tadi malam adalah berita bahwa Uni Emirat Arab telah mengurangi produksinya sekitar 200.000 barel per hari dari produksi normal 2,5 juta barel per hari," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global. "Lebih penting lagi, Arab Saudi telah mengatakan kepada perusahaan-perusahaan minyak utama bahwa pihaknya akan membatasi volume yang dapat mereka muat bulan ini, menjawab skeptisme kerajaan memenuhi kesepakatan pengurangan produksi OPEC pada 24 Oktober." Aljazair telah memangkas produksi minyaknya 71.000 barel per hari menghargai keputusan OPEC untuk mengurangi produksi harian 1,5 juta bph, kantor berita APS melaporkan Selasa. Aljazair memproduksi minyak mentah sebanyak-banyaknya 1,45 juta bph sebelum kementerian energi mengimplementasikan pengurangan produksi. Bulan lalu, OPEC mengatakan akan mengurangi produksinya untuk menahan penurunan harga, yang telah terkoreksi lebih dari separuhnya dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barel pada Juli lalu, ketika kekhawatiran gangguan pasokan mendorong harga minyak meroket.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008