Lamongan (ANTARA News) - Terpidana mati kasus bom Bali I, Amrozi dan terpidana seumur hidup Ali Imron, namanya muncul dalam daftar pemilih pada pelaksanaan coblosan pilgub Jawa Timur, Selasa, di tempat pemungutan suara (TPS) IV di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur.
"Tetapi nama Amrozi dan Ali Imron itu fiktif, " kata Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Tenggulun, Achwan kepada ANTARA News di balai Desa Tenggulun.
Menurut dia, kedua nama itu masih masuk dalam deretan daftar pemilih pilgub Jatim karena kesalahan panitia di Kabupaten Lamongan.
"Sebab sebelum ini kami telah mencoret kedua nama Amrozi dan Ali Imron, " katanya menjelaskan. Dalam daftar pemilih pilgub tersebut, nama Amrozi masuk pada nomor registrasi 252415461278003 sedangkan Ali Imron dengan nomor registrasi 352415010180028.
Namun, menurut Achwan, sejak pilgub Jawa Timur putaran I, nama Amrozi dan Ali Imron tidak dibuatkan surat panggilan, termasuk dalam pilgub Jatim putaran II. Baik Amrozi dan Ali Imron, masuk di dalam daftar pemilih bersama Istrinya, Susiana dan ibunya, Tariyem juga keluarga lainnya.
"Kalau keluarga semuanya mencoblos, sampai siang ini Ny. Tariyem belum mencoblos, tetapi pada pilgub putaran I mencoblos, " katanya menjelaskan.
Masuknya nama Amrozi dan Ali Imron tersebut, karena pendataan pemilih pilgub Jawa Timur memanfaatkan data pemilu Presiden pada 2004. Sedangkan panitia desa, pada verifikasi Oktober setelah hari raya Idulfitri lalu sudah tidak memasukkan nama Amrozi dan Ali Imron.
"Karena tidak memungkinkan, keduanya di luar desa, kami tidak membuatkan surat panggilan, meskipun masuk dalam daftar pemilih," katanya menambahkan.
Sedangkan Muklas alias Ali Gufron, meskipun asalnya warga Tenggulun, Kecamatan Solokuro, karena sudah lama tidak berada di desa setempat, sehingga namanya tidak masuk dalam daftar pemilih pilgub Jawa Timur putaran I dan II.
Seusai mencoblos di TPS I, Muhammad Chozin, kakak kandung Amrozi menyatakan sebagai warga negara, seluruh keluarga tetap mematuhi pimpinan yang ada di negeri ini, sehingga seluruhnya hadir mencoblos di dalam pilgub Jatim.
Sedangkan ibunya, Tariyem kondisinya sedang sakit, sehingga tidak hadir mencoblos. Sakitnya Ny. Tariyem, kata dia, bukan karena tertekan atas khabar pelaksanaan eksekusi Amrozi, tetapi sakitnya karena memang sakit tua. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008