Jakarta (ANTARA) -- Pengadopsian teknologi digital seperti cloud computing, internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data analytics dinilai mampu mengakselerasi pencapaian kelima program prioritas Pemerintah yakni pembangunan sumber daya manusia (SDM), kelanjutan pembangunan infrastruktur, penyederhanan regulasi, reformasi birokrasi, dan transformasi ekonomi.


"Adopsi itu mesti benar-benar merakyat, sehingga dengan potensi Indonesia sebagai pasar yang besar, kita tidak ingin hanya menjadi penonton saja dan harus menjadi tuan rumah," ujar Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (SDPPI Kemkominfo) Ismail.


Terkait potensi pasar yang besar, lanjut dia, Indonesia butuh kompetensi peningkatan keahlian (skill) yang dapat diwujudkan dalam industri aplikasi lokal. Pemerintah ingin agar produk lokal dibangun sejak awal, aplikasi butuh cloud, artificial intelligence, big data, dan teknologi ini diwujudkan dalam aplikasi lokal.


"Ini lah ekosistem berbasis teknologi digital dalam revolusi industri 4.0," ujarnya.


Chief Product and Services Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah menilai, kompetensi SFM di Indonesia merupakan salah satu faktor utama dalam mendorong industri masuk dalam transformasi digital sesuai tren revolusi industri 4.0.


"Dalam setiap revolusi industri butuh kompetensi skill yang berbeda-beda, dimana revolusi industri 4.0 membutuhkan kemampuan yang mengarah kepada teknologi digital seperti artificial intelligence, cloud computing, machine learning," tuturnya.


Telkomtelstra, sebagai perusahaan solusi teknologi informasi dan komunikasi, menyediakan platform learning as a services.


"Kami menghadirkan teknologi di atas Cloud berisikan platform untuk materi-materi peningkatan skill, bisa berupa teks, video, bisa dipelajari secara mandiri (self learning) dan bisa diulang. Ini penting untuk peningkatan skill SDM baik di perusahaan maupun secara individu," tutupnya.



Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019