New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia merosot tajam pada Senin waktu setempat, karena para pedagang mencerna sinyal-sinyal baru pelambatan ekonomi di Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) yang dapat mengurangi permintaan energi.
Sebagaimana dilaporkan AFP, lontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, jatuh 3,90 dolar AS per barel dari posisi Jumat menjadi ditutup pada 63,91 dolar AS.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember jatuh 4,84 dolar AS menjadi mantap pada 60,48 dolar AS per barel.
Komisi Eropa memperingatkan pada Senin, bahwa krisis finansial terburuk dalam satu dekade ini sedang menyeret ekonomi UE ke dalam sebuah resesi.
Komisi memproyeksikan blok ekonomi 27 negara tersebut akan melemah 0,1 persen dalam kuartal ketiga dan keempat 2008. Sementara 15 negara zona euro yang mengalami kontraksi ekonomi pada kuartal kedua juga akan mencatat kontraksi 0,1 persen dalam separuh akhir tahun ini.
"Pembukaan Eropa membawa fokus kembali kepada permintaan energi di tengah pelambatan ekonomi global yang akan memperburuk prospek," kata Mike Fitzpatrick, analis MF Global.
"Di sana terlihat opini yang relatif dengan suara bulat bahwa resesi sudah dimulai .... Harga telah jatuh sangat keras dan cepat untuk komoditas-komoditas dasar, ekonomi sekarang mengkhawatirkan tentang sebuah spiral deflasi," kata dia.
Di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, aktivitas manufaktur pada Oktober turun ke posisi terendah dalam 26 tahun, menurut data dari the Institute for Supply Management pada Senin.
Harga minyak mentah melonjak pada Jumat, mengakhiri rekor penurunan sebulan, karena kenaikan panjang (rally) di Wall Street mengurangi kekhawatiran tentang permintaan di tengah pelambatan ekonomi global.
Meski pada Jumat naik, acuan kontrak New York selama Oktober telah terpuruk 32,6 persen.
"Sentimen masih lemah dengan gerakan berikutnya kemungkinan menurun," kata para analis perusahaan konsultan John Hall Associates.
"Selama Oktober, (minyak mentah New York) kehilangan sepertiga dari nilainya, turun 30 dolar AS lebih per barel."
Mereka menambahkan: " Penurunan tajam sebagian akibat tertekan kekhawatiran melemahnya permintaan yang dipicu resesi ekonomi dan bangkitnya kembali dolar AS."
Sebuah penguatan greenback mengurangi permintaan karena membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk para pembeli yang menggunakan mata uang melemah.
Harga minyak telah merosot tajam dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barel pada Juli, yang memicu penurunan produksi dari kartel produsen minyak OPEC pada bulan lalu.
Keputusan OPEC mengurangi produksi minyaknya 1,5 juta barel per hari mulai 1 November bertujuan untuk mendorong harga minyak mentah naik, kata pimpinan kartel Minggu.
Keputusan ini "akan memakan waktu lama untuk dipertahankan" karena permintaan untuk minyak belumm mencapai level produksi yang direvisi OPEC, kata Menteri Energio Aljazair yang juga Ketua OPEC Chakib Khelil kepada radio lokal.
Sementara menteri energi Uni Emirat Arab mengatakan Senin negara-negara produsen minyak akan terus melakukan investasi mereka untuk mendorong kapasitas meski harga minyak merosot.
"Itu sangat penting untuk melanjutkan investasi untuk memelihara dan meningkatkan kapasitas dalam upaya persiapan untuk siklus berikutnya," kata Mohammad bin Dhaen al-Hamli kepada wartawan dalam pertemuan empat hari para pejabat dan pakar energi yang dibuka Senin dalam acara The Abu Dhabi International Petroleum Exhibition and Conference.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008