Jakarta (ANTARA News) - Angka inflasi Oktober 2008 mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditutup naik tajam 7,64 persen. IHSG BEI ditutup naik 96,012 poin menjadi 1.352,716 dan indeks LQ45 terangkat 20,732 poin atau 8,59 persen ke posisi 262,084. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah kepada ANTARA News di Jakarta, mengatakan, angka inflasi Oktober 2008 sebesar 0,45 persen diharapkan bisa dijadikan pertimbangan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuannya (BI rate). "Jika BI rate turun, maka bisa menormalkan kembali bisnis perbankan untuk pengucuran kreditnya, sehingga mendorong sektor riilnya," tegasnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi sebesar 0,45 persen pada Oktober 2008 karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok barang dan jasa. Sementara itu, inflasi tahun berjalan dari Januari - Oktober 2008 sebesar 10,96 persen dan inflasi year on year (Oktober 2008 terhadap Oktober 2007) tercatat sebesar 11,77 persen. Selain itu, kenaikan indeks BEI ini juga dipengaruhi oleh naiknya bursa regional, di antaranya bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng yang menguat 375,70 poin (2,69 persen) ke posisi 14.344,37 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times yang naik 89,55 poin (4,99 persen) ke level 1.883,75. Sentimen di atas telah membuat pergerakan saham didominasi yang naik sebanyak 162 efek dibanding yang turun hanya 27, sedangkan 42 tidak berubah harganya dan 229 tidak aktif diperdagangkan. Beberapa saham yang memimpin naiknya indeks diantaranya Timah yang menguat Rp160 menjadi Rp1.320, Perusahaan Gas Negara naik Rp270 ke level 1.670, Antam terangkat Rp140 ke posisi Rp1.180, Bank BCA melambung Rp125 ke Rp2.825, Bank BRI menguat Rp425 ke harga Rp3.875, Tambang Batubara Bukit Asam naik Rp1.075 ke Rp6.550 dan Bank Mandiri menguat Rp310 menjadi Rp1.870. Volume perdagangan mencapai 4,002 miliar saham senilai Rp1,923 triliun dari 74.290 kali transaksi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008