Jakarta, (ANTARA News)- Bank Indonesia (BI) pada bulan ini kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) yang mencapai 9,5 persen, meski kecenderungan laju inflasi pada Oktober 2008 berkurang dibanding bulan lalu.
"BI Rate kemungkinan tetap, meski ada desakan dari perbankan maupun dunia usaha agar BI menurunkan bunga acuan tersebut," kata Pengamat Edwin Sinaga di Jakarta, Senin.
Menurut dia, BI kalau akan menurunkan BI Rate kemungkinan hanya sebesar 25 basis poin untuk mengikuti permintaan dari berbagai kalangan, namun kondisi ini harus diperhitungkan dengan cermat.
Karena Indonesia masih merupakan pasar yang diminati pelaku lokal maupun asing untuk menempatkan dananya di pasar domestik, akibat selisih kurs antara rupiah dengan dolar AS yang masih tinggi, ucapnya.
BI harus menjaga nilai rupiah yang merosot tajam dengan menjaga tingkat suku bunga BI Rate, agar investor tetap bermain di pasar.
Kalau suku bunga acuan itu diturunkan dikhawatirkan rupiah akan makin tertekan pasar yang posisinya sempat mendekati angka Rp12.000 per dolar AS, katanya.
Laju inflasi bulan Oktober 2008 diperkirakan akan mengalami penurunan dibanding bulan lalu, namun penurunan itu tidak terlalu besar, karena BI Rate akan masih bertahan pada level sebelumnya.
Ketika ditanya desakan kepada pemerintah untuk segera menurun bahan bakar minyak (BBM), menurut dia, untuk sementara itu masih belum dapat dilakukan, karena impor minyak mentah itu masih tinggi.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008