Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi, menguat, menyusul munculnya optimisme di kalangan pelaku pasar laju inflasi Oktober yang akan diumumkan BPS cenderung menurun dibanding bulan sebelumnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik menjadi Rp10.750/10.850 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp10.975/10.995 atau menguat 225 poin.
Dirut Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Senin, mengemukakan rupiah menguat setelah para pelaku pasar melepas dolar AS karena mereka menilai kini saatnya untuk melakukan aksi cari untung (profit-taking), setelah pekan lalu dolar AS menguat.
"Kami optimis aksi lepas dolar masih berlanjut, maka rupiah pada sore nanti akan kembali menguat," ujarnya.
Selain itu, pelaku pasar, menurut dia juga menunggu apakah Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga BI Rate yang saat ini sudah mencapai 9,50 persen.
Apabila tidak menaikkan, maka akan memicu pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik yang saat ini masih dalam kondisi yang ketat, ucapnya.
Perbankan dan dunia usaha juga meminta BI agar menahan diri tidak menaikkan lagi suku bunganya, apalagi kecenderungan inflasi Oktober 2008 agak mengendor dan munculnya kecenderungan bank sentral di sejumlah negara yang menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi, akibat ketatnya likuiditas pasar, tuturnya.
Indonesia saat ini dinilai merupakan pasar yang masih potensial, karena itu investor asing diharapkan masih dapat menginvestasikan dananya di pasar domestik.
Selain selisih tingkat suku bunga rupiah dan dolar AS yang tinggi, ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh meski cenderung berkurang dibanding tahun sebelumnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008