Presiden Alpha Conde juga mengharapkan kerjasama riil dengan Indonesia secepatnya dapat diwujudkanLondon (ANTARA) - Presiden Republik Guinea Alpha Conde minta Indonesia untuk dapat merealisasikan kerja sama investasi dan pembangunan serta membentuk tim khusus untuk implementasi di semua bidang prioritas bagi kedua negara.
Hal itu disampaikan Presiden Alpha Conde dalam pertemuan dengan Dubes RI di Dakar, Mansyur Pangeran saat berkunjung ke Istana Negara Conakry, demikian keterangan KBRI Dakar yang diterima ANTARA London, Sabtu.
Baca juga: Budaya Indonesia favorit di "World Cultural Dakar"
Dalam pertemuan itu dimaksudkan untuk mendorong percepatan implementasi peningkatan kerjasama bilateral khususnya guna menerobos pasar non-tradisional di Wilayah Kerja KBRI Dakar,
Dubes RI Mansyur Pangeran juga melakukan pertemuan dengan Menteri Investment and Public Sector Partnership, Gabriel Curtis serta Menteri Mines and Geology, Abdoulaye Magassouba.
Dalam pertemuan berlangsung dalam suasana akrab penuh antusiastik, Presiden Alpha Conde juga mengharapkan kerjasama riil dengan Indonesia secepatnya dapat diwujudkan.
Demikian juga pertemuan dengan Menteri Gabriel Curtis dan Menteri Abdoulaye Magassouba, kedua menteri mengharapkan segera dibentuknya tim kerja yang dapat segera mewujudkan kerjasama konkrit di bidang prioritas yang diharapkan kedua pihak.
Dalam pertemuan Dubes Mansyur Pangeran menjelaskan potensi dimiliki Indonesia untuk kerja sama dengan Guinea di bidang investasi, pembangunan infrastruktur, mining, pertanian, kesehatan dan pertanian/perkebunan yang implementasinya dapat disesuaikan dengan potensi prioritas kedua negara.
Presiden juga akan menugaskan salah satu Menteri menjadi Contact Person dan berkolaborasi dengan KBRI Dakar untuk kerja sama dengan Indonesia. Ia mengundang kehadiran Presiden Joko Widodo berkunjung ke Guinea sebagai kunjungan balasan ketika Presiden Alpha Conde berkunjung ke Jakarta tahun 2016.
Selain itu mengharapkan Indonesia segera membuka Kedutaan Besarnya kembali di Conakry setelah ditutup tahun 1973 dan menawarkan Indonesia ikut berinvestasi di Coloma City, yang dibentuk untuk menjadi Ibu Kota Baru Guinea, dimana perencanaan dan bentuknya telah mulai dikerjakan dan diharapkan dapat menjadi pusat pemerintahan bagi Guinea pada tahun 2040.
Presiden mengundang kehadiran investasi Indonesia di Conoma Island yang akan dibuat menjadi Exclusive Economic Zone dengan berbagai pembangunan infrastruktur seperti jembatan, pelabuhan, bandara, perkantoran dan fasilitas umum lainnya.
Presiden mengundang investasi Indonesia di bidang relokasi industri tekstil sekaligus investasi di bidang pertanian dan perkebunan serta meminta ahli Indonesia untuk dapat membangun perkebunan kapas dan singkong organik menggunakan teknologi Indonesia yang sudah maju. Khusus pertanian dan perkebunan ini, dari sisi pembiayaan Pemerintah Guinea didukung Bank Dunia.
Di bidang pertambangan Indonesia dapat memilih investasi yang menjadi prioritas Indonesia. Guinea memiliki cadangan bouksit kualitas tinggi terbesar di dunia sebanyak 40 miliar ton, bijih besikualitas tinggi sebesar 1,8 miliar ton, emas sekitar 800 juta ton, berlian lebih dari 1 juta ton, uranium, nikel, phospat dan mineral lain dalam jumlah yang sangat besar.
Baca juga: PT INKA operator kereta jalur Dakar-Bamako
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019