Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, jika bangsa Indonesia ingin maju, maka rakyat Indonesia harus sehat jiwa dan raga. Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono saat melepas sekitar 10 ribu peserta gerak jalan dalam rangka peringatan Hari Osteoporosis Nasional, di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu pagi. "Apabila bangsa kita, rakyat kita, sehat badan dan jiwanya, kuat imannya, cerdas pikirannya, rukun bersama-sama saudaranya, dan kerja keras, hanya dengan itu bangsa Indonesia akan maju," ujarnya. Lebih lanjut Presiden mengatakan sehat itu berada dalam hati dan pikiran, niat, dan kegiatan sehari-hari. "Kalau kita ingin sehat pikirannya, hatinya, kegiatannya, terus-menerus, insya Allah akan memberikan kesehatan pada kita," ujarnya. Sementara itu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, osteoporosis adalah penyakit yang dijuluki sebagai "silent epidemic diseases" karena menyerang secara diam-diam tanpa adanya tanda-tanda khusus sampai penderita patah tulang. "Meningkatnya kejadian osteoporosis disebabkan meningkatnya usia harapan hidup, dan tingginya faktor risiko karena rendahnya komsumsi kalsium rata-rata masyarakat Indonesia," katanya. Konsumsi kalsium rata-rata masyarakat Indonesia sebesar 254 mg/hari. Jumlah ini hanya seperempat dari standar internasional, yaitu 1000-2000 mg/hari untuk orang dewasa. Penyebab osteoporosis lainnya adalah kurang aktifitas fisik, urangnya paparan sinar matahari pagi dan sore, kebiasaan merokok, serta mengkomsumsi alkohol. Sebelum melepas peserta gerak jalan, Presiden Yudhoyono yang didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla melakukan senam pemanasan bersama. Presiden beserta rombongan juga turut melakukan gerak jalan. Para peserta menempuh kegiatan gerak jalan 10 ribu langkah dengan rute Monas, Bunderan HI, dan kembali ke Monas. Kegiatan berjalan kaki 10 ribu langkah itu juga akan dilakukan oleh masyarakat di Banjarmasin, Tasikmalaya, Cirebon, Sukabumi, Denpasar, Lombok dan sejumlah kota lain. (*)
Copyright © ANTARA 2008
Coba pak SBY belajar hidup mendalami sebagai orang yg tak punya tempat tinggal hidup di kolong Jembatan atau di daerah Rumah2 Kumuh,atau dikampung2 yang terpencil (kampung yg Minus).Apakah kata2 itu bisa terlontar dari mulut. Setiap manusia saya rasa tak ada yg ingin hidupnya sakit2an,miskin,serba kekurangan,saya yakin Pak SBY penglihatannya masih jelas Bagaimana keadaan Rakyat NKRI saat ini apakah sudah tergolong rata2 hidupnya cukup ?