Riyadh (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, menyatakan Dana Moneter Internasional (IMF) membutuhkan dana "ratusan miliar dolar", agar lembaga itu dapat membantu negara-negara yang terkena kekacauan finansial dunia.Brown, yang berada di Saudi Arabia, mengemukakan kepada para wartawan dalam lawatan empat harinya ke negara-negara Teluk bahwa negara-negara yang menikmati keuntungan dari tingginya harga minyak dapat memberikan kontribusi terhadap rencana itu.Tak lama setelah bank Inggris, Barclays, mengumumkan pihaknya akan menghimpun dana miliaran dolar dari para investor di Abu Dhabi dan Qatar, Brown juga menekankan Inggris menyambut baik investasi dari lembaga keuangan pemerintah di kawasan Teluk, "sepanjang mereka tunduk kepada peraturan kami dan beroperasi menurut cara komersial".Brown, yang masa jabatannya selaku perdana menteri mendapat dorongan dari kepemimpinannya dalam kepanikan finansial mengharapkan dana penyelamatan 250 miliar dolar untuk disalurkan bagi pencegahan "menyebarnya" krisis tersebut ke mana-mana.Dia sebelumnya tak pernah mengindikasikan jumlah bantuan tunai itu, yang diyakininya dibutuhkan IMF, yang akan memberikan fasilitas bantuan kepada Hungaria, Ukraina dan Islandia, guna meningkatkan dana simpanannya."Jika kita ingin menghentikan menyebarnya krisis finansial, kita perlu kebijakan jaminan global yang lebih baik untuk membantu negara-negara yang perekonomiannya memerlukan pertolongan," katanya, seperti dilaporkan AFP. "Negara-negara penghasil minyak, yang telah memperoleh rejeki nomplok sebesar satu triliun dolar dari tingginya harga minyak dalam bebrapa tahun terakhir, berada dalam posisi untuk memberikan kontribusi." Lawatan Brown berlangsung setelah bank Inggris, Barclays, menyatakan, Jumat, pihaknya akan menarik dana 11,7 miliar dolar, kebanyakan dari investor kaya minyak di Abu Dhabi dan Qatar.Berdasarkan rencana itu, Sheikh Mansour Bin Zayed Al Nahyan dari Abu Dhabi dan pemilik klub sepakbola Divisi Utama Inggris Manchester City, akan memiliki 16,3 persen saham Barclays. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008