Serang (ANTARA News) - Menjelang eksekusi Bom Bali I yang akan dilaksanakan awal Nopember 2008 ini, kampung Abdul Azis alias Imam Samudra di Lopang Gede, Kelurahan Lopang, Kota Serang, Provinsi Banten, normal dan tidak ada pengamanan aparat kepolisian. "Sampai saat ini aktivitas warga seperti biasa," kata Ahmad Rosidi, Ketua Rukun Warga RW 01 Lopang Gede, Kelurahan Lopang, Kota Serang, Sabtu malam. Dia mengatakan, hingga saat ini kehidupan warga Kelurahan Lopang aman dan tertib, meskipun Imam Samudra sebagai warganya akan dieksekusi mati awal November ini. "Kami tidak terpengaruh adanya eksekusi mati Imam Samudra, Amrozi dan Muklas," katanya. Namun demikian, pihaknya tetap mewaspadai tamu yang tidak dikenal diwajibkan melaporkan dengan menyertakan bukti KTP atau surat lainya, termasuk aparat kepolisian. Menurut dia, jumlah penduduk Kampung Lopang Gede sebanyak 750 kepala keluarga seolah-olah tidak tahu warganya akan dieksekusi mati. Warga seperti biasa menjalankan solat berjamaah di Masjid Lopang. Bahkan, solat Magrib dan Isya di masjid Lopang itu ramai dipadati warga. Dia menyebutkan, sebagian besar warga Lopang yang bermata pencarian sebagai pedagang di pasar Royal dan Rau, Kota Serang tidak panik. "Pada dasarnya kami sebagai warga tetap melindungi kampung ini," ujar Ahmad Rosidi. Pantauan ANTARA News, hingga saat ini tetangga orangtua Imam Samudra tidak ada warga yang mengunjungi rumah Umi (ibu Azis), walaupun menjelang eksekusi mati Bom Bali. "Selama ini, belum ada warga yang mengunjungi rumah orangtua Imam Samudra," kata Wawan (42) tetangga Imam Samudra, warga Lopang Gede, Kelurahan Lopang, Kota Serang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008