Yogyakarta (ANTARA News) - Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Amien Rais, menyatakan bahwa generasi muda harus memperbanyak membaca dan setidaknya mampu menguasai salah satu bahasa asing untuk meluaskan wawasan dan menambah kearifan. Hal itu disampaikan Amien saat menjadi pembicara kunci dalam seminar "Tulisanku, Tombak Kemajuan Bangsaku" di UGM Yogyakarta, Sabtu. "Menjadi kaum intelektual, syaratnya adalah banyak-banyak membaca," tegas Amien yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN). Menurut Amien, membaca harus menjadi sebuah candu bagi kaum intelektual, seperti kaum perokok yang akan merasa tidak nyaman bila sehari saja tidak mengisap rokok. "Membaca seharusnya juga begitu, jika sehari saja tidak membaca atau jika sampai dua minggu tidak membaca buku apapun, maka baiknya jadi petani saja," katanya. Pengertian membaca, lanjut Amien, tidak hanya membaca buku (reading materials) namun juga membaca gejala lingkungan termasuk di dalamnya gejala sosial, ekonomi dan politik yang tengah terjadi. Ia mencontohkan beberapa figur pemimpin bangsa yang juga gemar membaca sehingga memiliki wawasan yang luas yaitu, Soekarno dan HOS Cokroaminoto. Selain itu, ia berharap para intelektual muda dapat menguasai setidaknya salah satu bahasa asing, utamanya bahasa Inggris yang dipakai secara luas oleh masyarakat dunia. "Banyak disiplin ilmu yang dikembangkan dalam bahasa asing utamanya bahasa Inggris, namun bahasa Indonesia tidak boleh dikesampingkan," katanya. Selain membaca dan menguasai bahasa asing, Amien menyatakan bahwa menjadi intelektual muda juga harus dapat menyampaikan gagasan melalui tulisan yang mendasarkan pada logika sederhana yang disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti. "Banyak intelektual muda yang kurang bisa menulis, mungkin ini disebabkan kurangnya motivasi," katanya. Dalam menulis, lanjut Amien, seorang penulis harus mampu menemukan inti masalah yang akan disampaikan sehingga dalam proses penulisan berjalan lancar. "Kalau sedikit `sok` menggurui itu tidak apa-apa," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008