Lembang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta setiap warga Indonesia harus terbiasa hidup dengan situasi geografis yang rawan bencana.
Dalam pidato penutupan acara Gladian Panji Geografis di mess Danjen Kopassus, Situ Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu, Presiden mengingatkan geografi Indonesia yang terdiri atas tiga lempeng bumi yang saling bertumbukan dan lingkaran gunung berapi.
"Ada yang katakan hidup di Indonesia ini adalah `living in the edge`. Hidup di ujung tepian bumi yang memang rawan tantangan alam, di antaranya bencana alam," tutur Presiden.
Setiap warga, kata Presiden, harus akrab dan terbiasa hidup di negeri sendiri dengan segala kerawanan alamnya.
Untuk itu, harus diupayakan pula segala cara mitigasi bencana dan penanggulangan bencana sehingga setiap orang paham apa yang dilakukan jika terjadi bencana alam.
"Mari lakukan segala upaya untuk mitigasi bencana, mulai dari konstruksi rumah, bangunan kota, di mana ada patahan-patahan lempeng atau secara historis itu rawan bencana," ujarnya.
Kepada 687 peserta Gladian Panji Geografis dari kelompok pencinta alam 26 provinsi di Indonesia, Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih karena sudah memelopori mitigasi bencana dan penanganan bencana.
Presiden mengatakan perbuatan mereka adalah contoh dari patriotisme dan kesetiawakanan yang tinggi.
Para pencinta alam peserta Gladian Panji Geografis sejak 28 Oktober 2008 mengikuti berbagai pelatihan mitigasi bencana alam.
Menurut Danjen Kopassus Mayor Jenderal Pramono Edie Wibowo, pelatihan tersebut dimaksudkan menyiapkan kelompok yang dapat membantu pemerintah dalam situasi tanggap bencana.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008