Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa kedekatan hubungan Indonesia dan Jepang akan menjadi aset berharga bagi kedua negara untuk menghadapi berbagai tantangan yang menerpa dunia di masa datang. "Kedekatan hubungan ini akan menjadi aset. Modal bagi masing-masing bangsa untuk menghadapi berbagai tantangan yang terus menerpa dunia. Apakah itu krisis energi, krisis pangan, krisis perubahan iklim," kata Presiden Yudhoyono dalam sambutannya saat membuka Indonesia Jepang Expo di Jakarta International Expo, Kemayoran, Sabtu. Menurut Presiden Yudhoyono, dengan kerjasama yang saling menguntungkan Indonesia dan Jepang memiliki peluang untuk dapat bersama-sama mencari solusi atas krisis keuangan yang saat ini melanda dunia. "Saya gembira melihat persahabatan kedua negara. Sejak penandatanganan perjanjian 1958 hubungan kedua negara semakin kuat dan mengakar," katanya. Lebih lanjut Kepala Negara yang siang itu mengenakan kemeja batik berwarna hijau mengatakan bahwa kerjasama Indonesia dan Jepang bukan hanya di kalangan pemerintah, namun juga masyarakat luas. "Penggerak utama dari hubungan persahabatan Indonesia dengan Jepang, bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat. Termasuk mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan seperti pertukaran pelajar, seni dan lain sebagainya. Kerja sama harus lebih banyak lagi dilaksanakan," ujarnya, seraya mengapresiasi sejumlah tokoh Indonesia yang menjadi pendorong hubungan baik kedua negara setelah menimba ilmu di negeri Sakura itu, antara lain Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita dan pengusaha Rachmat Gobel. Untuk memperluas kerjasama di berbagai bidang, lanjut Presiden, kedua negara juga harus aktif mencari peluang-peluang baru. "Kerjasama di bidang pertanian adalah salah satu peluang itu. Dengan teknologi Jepang dan lahan subur Indonesia, saya yakin kita bisa mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani," katanya. Presiden menjelaskan bahwa hubungan baik kedua negara yang pernah mengalami sejarah kelam di masa penjajahan itu sejak 2005 telah dipayungi oleh tiga kesepakatan, yaitu deklarasi kemitraan strategis untuk kehidupan yang damai dan sejahtera, deklarasi kemitraan strategis untuk menghadapi berbagai tantangan dan kesepakatan kerjasama ekonomi. Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono yang didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono yang mengenakan kebaya berwarna hijau secara khusus juga menyebut mantan perdana menteri Jepang Yasuo Fukuda sebagai sahabat Indonesia. Tahun Persahabatan Sementara itu Fukuda (selaku Ketua Asosiasi Jepang-Indonesia) yang khusus datang dari Jepang untuk menghadiri acara pembukaan Indonesia Jepang Expo 2008 itu mengatakan bahwa persahabatan Indonesia dan Jepang terus dibina melalui berbagai bidang sejak awal terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara. "Pada tahun ini, yang merupakan 'Tahun Persahabatan' untuk menyambut 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara, kalangan pemerintah dan swasta di kedua negara bekerja sama dengan erat dalam penyelenggaraan beraneka ragam acara perayaan," ujarnya. Fukuda yang siang itu mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna coklat menyampaikan rasa bahagianya melihat banyak generasi muda yang terlibat dalam expo tersebut. "Sungguh berbahagia rasanya bila expo ini dapat menjadi sarana pendorong diperluasnya pertukaran dan diperdalamnya saling pengertian lintas-generasi antara kedua negara, dalam menyongsong setengah abad selanjutnya," katanya. Menurut mantan PM Jepang yang mengundurkan diri secara mendadak pada September 2008 itu, penting bagi masyarakat Indonesia dan Jepang untuk meneruskan sejarah persahabatan ini kepada generasi baru. Sebelum membuka expo, Presiden Yudhoyono menerima Yasuo Fukuda dan Dubes Jepang untuk Indonesia, Kojiro Shiojiri. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Yudhoyono didampingi oleh Ketua DPD, selaku ketua Asosiasi Persahabatan Indonesia-Jepang, Ginandjar Kartasasmita dan Mensesneg Hatta Rajasa. Pada pembukaan expo itu Dubes Jepang juga menyerahkan Penghargaan Pemerintah Jepang kepada sejumlah tokoh Indonesia, antara lain Rachmat Gobel (Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang), Sidharta A Martoredjo (dari PPIJ), Nandang Rahmat (mantan Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang), Bachtiar Alam (Ketua Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia), Sheddy N. Tjandra (Direktur Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia) dan Meizar Abdullah (Ketua Pusat Pengkajian Jepang, Universitas Nasional). Indonesia Jepang Expo adalah salah satu acara peringatan terbesar yang menjadi bagian penutup "Tahun Persahabatan" Indonesia-Jepang. Expo yang berlangsung 1-9 November itu menampilkan beraneka macam pameran, meliputi kebudayaan, kesenian, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi ultra-moderen, seperti teater khusus di mana orang bisa merasa seolah-olah sedang berwisata di Jepang dengan naik kereta api Shinkansen walaupun berada di Jakarta. Pada expo itu juga terdapat informasi mengenai kegiatan "Corporate Social Responsibility" yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia. Turut mendampingi Presiden dalam acara itu, antara lain, Menko Polhukam Widodo AS, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mentan Anton Apriyantono, Menhut MS Kaban, Menneg LH Rachmat Witoelar, Panglima TNI Djoko Santoso, Menhan Juwono Sudarsono, Mendag Mari Pangestu serta dua Jubir Presiden Andi A. Mallarangeng dan Dino Patti Djalal. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008