Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia merasakan dampak krisis keuangan global, seperti juga negara lainnya, namun pemerintahnya brekomitmen kuat untuk terus menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan barang lainnya, terutama kebutuhan pokok, untuk meringankan beban rakyatnya. Dampak nyata dari krisis keuangan Amerika terus menyebar ke Eropa dan negara-negara maju juga Malaysia sehingga pemerintah Malaysia akan menghentikan sekitar 50.000 pekerja kontrak.Hal itu dikemukakan oleh Presiden Cuepacs (serikat pekerja pegawai negeri Malaysia), Omar Osman bahwa pemerintah Malaysia kemungkinan besar akan menghentikan kontrak kerja per tahun kepada sekitar 50.000 pekerja yang bekerja kepada pemerintah Malaysia di seluruh negara bagian. Omar mengaku telah diberitahu mengenai rencana ini dari para anggotanya. Mereka sudah dipanggil oleh bagian SDM dan diberitahu tidak akan diperpanjang kontraknya. Cuepacs akan berjuang agar rencana itu batal setelah dilakukan kongres khusus di Kota Kinabalu, Sabah, 14-16 November 2008. Dampak lainnya ialah jatuhnya harga saham-saham perusahaan Malaysia di bursa saham Kuala Lumpur. Najib Tun Razak sebagai menteri keuangan baru sekaligus wakil PM Malaysia mengumumkan penggunaan uang KWSP (Kumpulan Wang Simpanan Pekerja), sebanyak 5 miliar ringgit untuk melindungi harga saham BUMN yang jatuh. KWSP adalah semacam Jamsostek. Hal itu menunjukan bahwa krisis keuangan global juga berdampak terhadap Malaysia, tapi di sisi lain pemerintah Malaysia juga ikut meringankan beban kehidupan rakyatnya dengan cara menurunkan tarif BBM sebanyak tiga kali. Hari ini, Jum`at (31/10) pemerintah Malaysia akan menurunkan harga BBM yang ke empat kalinya setelah rapat kabinet. Malaysia telah menaikan harga BBM, Kamis, 5 Juni 2008. Harga bensin Ron 97 yang banyak digunakan untuk mobil naik dari 1,92 (Rp5.300) menjadi 2,70 ringgit (Rp7.600) per liter, sedangkan bensi kelas Ron 92 naik dari 1,52 ringgit menjadi 2,62 ringgit (Rp7.300) per liter, sedangkan harga solar naik dari 1,58 menjadi 2,58 (Rp7.200) ringgit per liter. Pemerintah Malaysia juga rencananya akan menaikan harga gas kemudian, tapi kemudian rencana itu kemudian dibatalkan. Kenaikan harga BBM di Malaysia terpaksa dilakukan karena harga minyak dunia saat itu mencapai sekitar 138 dolar AS per barel. Tapi begitu harga minyak turun mendekati 100 dolar AS per barel, pemerintah Malaysia juga cepat menurunkan harga BBM. Apalagi sebelumnya diumumkan bahwa harga BBM akan disesuaikan dengan harga minyak internasional. PM Malaysia Abdullah Badawi mengumumkan penurunan harga BBM pada 22 Agustus 2008. Harga bensin Ron 97 dari 2,70 ringgit turun 15 sen menjadi 2,55 ringgit (Rp7.100) per liter, bensin Ron 92 dari 2,62 turun 22 sen menjadi 2,40 ringgit (Rp6.700) per liter, sedangkan diesel dari 2,58 turun 8 sen menjadi 2,50 ringgit (Rp7000) per liter. Rabu, 24 September 2008, PM Badawi mengumumkan lagi penurunan harga BBM yang ke-2 kalinya. Harga petrol dan diesel mengalami penurunan sebanyak 10 sen. Bensin Ron 97 dari 2,55 menjadi 2,45 ringgit (Rp6.900) per liter, bensin Ron 92 dari 2,40 menjadi 2,30 ringgit (Rp6.400) per liter, harga solar juga turun dari 2,50 menjadi 2,40 ringgit (Rp6.700) per liter. "Penurunan harga bahan bakar minyak ini disebabkan karena harga minyak di pasar internasional juga mengalami penurunan. Selain itu, menjelang hari raya Idul Fitri pasti akan banyak yang pulang kampung dengan membawa mobil. Untuk itu, beban rakyat perlu dikurangi," kata Badawi. Harga minyak dunia terus turun hingga mencapai sekitar 80 dolar AS per barel. Oleh karena itu, pemerintah Malaysia menurunkan lagi harga BBM pada 15 Oktober 2008. PM Malaysia Badawi dengan sukacita mengumumkan penurunan harga BBM ke-3 kalinya pada 15 Oktober 2008. Untuk bensin Ron 97 dari 2,45 turun 15 sen menjadi 2,30 ringgit (Rp6.400) per liter, bensin Ron 92 dari 2,30 turun 10 sen menjadi 2,20 ringgit (Rp6.100) per liter, dan solar (diesel) dari 2,40 turun 20 sen menjadi 2,20 ringgit (Rp6.100) per liter. Malaysia akan menurunkan harga BBM ke-4 kalinya hari ini. Menteri perdagangan dalam negeri dan perlindungan konsumen Shahrir Abdul Samad memberikan informasi awal mengenai rencana penurunan harga BBM itu. "Penurunan harga BBM diperkirakan tidak melebihi 15 sen ringgit per liter, tapi hal itu akan diputuskan pada sidang kabinet, 31 Oktober 2008 ini," katanya. Akan ada empat menteri yang akan terlibat dalam pembahasan ini ialah perdana menteri Abdullah Badawi, wakil perdana menteri Najib Tun Razak, menteri keuangan II Nor Mohamed Yakcop dan menteri perdagangan alam egeri dan perlindungan konsumen Shahrir Abdul Samad.Turunkan Harga Barang Upaya pemerintah Malaysia menurunkan beban rakyatnya tidak hanya terbatas menurunkan harga BBM, tapi juga harga barang kebutuhan masyarakat lainnya, terutama bahan kebutuhan pokok. Apalagi penurunan harga BBM telah mendongkrak kenaikan harga barang lainnya. Menteri perdagangan dalam negeri dan perlindungan konsumen Shahrir Abdul Samad mengumumkan, supermarket Tesco telah menurunkan harga sebesar 47 persen dari 50 jenis barang kebutuhan sehari-hari, di antaranya ikan, daging, ayam,cumi tomat, beras, bawang kecil, bawang besar dan sayur-sayuran. Penurunan harga supermarket Tesco punya dampak yang cukup besar karena ia memiliki 26 supermarket di seluruh negara bagian Malaysia. Sebelumnya, Shahrir mengumumkan juga, Selasa (28/10), Giant menjadi supermarket pertama mengumumkan penurunan harga 1.200 jenis barang sebesar 30 persen. Giant secara serentak menurunkan harga barang di 90 outletnya di seluruh negara bagian Malaysia. Upaya penurunan harga barang di berbagai supermarket dilakukan terus oleh menteri Shahrir. "Ada tiga supermarket lagi yang akan menurunkan harga barangnya yakni Mydin, Carrefour dan Jusco dalam waktu dekat ini," katanya yang terus melobi para pengusaha supermarket agar mau menurunkan harga setelah harga BBM turun. Di Malaysia, menteri perdagangan dalam negeri juga sekaligus menjadi penjaga perlindungan konsumen demi menjaga agar iklim usaha tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Walaupun koalisi Barisan Nasional (BN) menguasai 140 kursi dari 222 kursi di parlemen, atau menguasai mayoritas di parlemen, namun masih mau peduli dengan nasib rakyatnya dengan cara menurunkan beban hidup rakyat Malaysia.
Oleh Oleh Adi Lazuardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008