Yogyakarta, (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X yang juga Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta mengatakan, kesiapan dirinya untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2009 jangan sampai memunculkan pro-kontra di masyarakat."Bagaimana pun, keputusan itu telah melalui proses dan pertimbangan, baik lahir maupun batin," kata Sultan pada Syawalan dengan Abdi Dalem Kaprajan (pegawai keraton) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat.Yang penting dalam pernyataan dirinya untuk maju sebagai capres, ia perlu bersikap tegas, teges dan teguh melaksanakan `dharmaning satriya` (pengabdian seorang kesatria)."Dengan pernyataan saya itu, memang harus saya akui persoalannya sekarang terkait dengan pengesahan undang-undang tentang keistimewaan Yogyakarta," katanya.Meskipun di antara keduanya berbeda domain, menurut Sultan HB X perjuangannya semakin rumit. "Dengan dukungan seluruh masyarakat DIY, Insya Allah hal itu dapat diselesaikan dengan baik."Dalam konteks politik, kata dia, aspirasi rakyat terakumulasi menjadi kehendak rakyat. "Suara rakyat adalah suara Tuhan yang merupakan adagium demokrasi yang menyebut betapa pentingnya suara rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sebagai unsur paling hakiki dari demokrasi yang otentik," katanya.Sultan mengatakan perkembangan politik di tanah air menunjukkan bahwa demokrasi ibarat air bah yang tidak terbendung lagi arusnya."Dalam proses demokratisasi itu, kita masih berada dalam tataran demokrasi prosedural. Oleh karena itu, sukses Pemilu 2009 akan dinilai dari tolok ukur apakah benar-benar menjadi wahana membangun dan menguatkan demokrasi yang otentik, atau tidak," katanya.Menurut Sultan, ideologi kerakyatan telah dirasuki adagium baru bahwa suara rakyat adalah uang. Syawalan ini dihadiri ratusan Abdi Dalem Kaprajan se Provinsi DIY.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008