Bandung (ANTARA) - Ratusan masyarakat memadati Lapangan Sinapeul, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat untuk memadati fenomena gerhana matahari sebagian.
Astronom Bosscha, Agus Triono Puji Jatmiko menyebut pihak Observatorium Bosscha menyediakan sejumlah fasilitas untuk masyarakat yang ingin mengamati gerhana dengan aman.
Baca juga: Gerhana matahari cincin terlihat sempurna di Simeulue
"Kita menyediakan empat teleskop, selain itu ada juga beberapa kacamata khusus untuk masyarakat," kata Agus, Kamis.
Pihak Bosscha memfasilitasi masyarakat untuk mengantre agar dapat melihat gerhana melalui teleskop. Selain itu ada juga petugas yang berkeliling meminjamkan kacamata khusus kepada masyarakat.
Baca juga: Ribuan warga Kota Medan laksanakan shalat gerhana matahari
Agus menyampaikan puncak gerhana matahari sebagian di Lembang terjadi pada pukul 12.39 WIB. Namun sepanjang terjadinya gerhana, beberapa kali matahari tak nampak jelas.
Baca juga: PNS di Bogor sholat gerhana matahari berjamaah
Hal tersebut dikarenakan langit Lembang yang mengalami cuaca mendung. Saat puncaknya, gerhana hanya terlihat samar karena tertutup awan.
Gerhana sebagian di Lembang sendiri berawal dari pukul 10.46 WIB dan akan berakhir pukul 14.24 WIB. Menurut Agus, puncak gerhana matahari sebagian di Lembang menutupi 69 persen permukaan matahari.
Selain itu, Agus menyebutkan bahwa pihak Bosscha memilih tempat pengamatan di Lapang Sinapeul karena ingin menampung masyarakat.
"Kita ingin dekat ke masyarakat, kita bertetangga dengan masyakarat, kita ingin masyarakat menikmati, kalau di Bosscha kan terbatas ruangannya," kata Agus.
Sementara itu, salah seorang warga asal Rancaekek, Kabupaten Bandung, Arif (47) mengaku menyempatkan diri bersama keluarga untuk bisa melihat momen langka tersebut.
Namun ia sedikit kecewa gerhana tersebut hanya beberapa kali nampak, karena langit yang berawan menghambat pandangan terhadap matahari.
"Kecewa juga mendung, tapi tadi sempet kelihatan. Tadi lihat dari teleskop sama dipinjamin kacamata dari panitia," kata Arif.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019