Kediri (ANTARA News) - Manajemen Persik Kediri hanya mampu membayar separuh gaji pemain pada putaran kedua kompetisi Liga Super Indonesia menyusul krisis keuangan yang melilit tim sepak bola milik Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur itu. "Ini keputusan manajemen demi kelangsungan Persik untuk tetap bertahan di kompetisi ini dan ikut dalam turnamen Copa Indonesia," kata Manajer Persik Iwan Budianto di Kediri, Jumat. Menurut dia, hingga kompetisi berjalan separuh waktu, Persik tak juga mendapatkan dana dari pihak sponsor sehingga selama kompetisi Persik praktis hanya menggunakan kucuran dana dari APBD Kota Kediri tahun 2008 sebesar Rp7 miliar. "Padahal untuk membayar gaji pemain, kami butuh dana Rp870 juta per bulan. Tentu dana Rp7 miliar itu tidak akan cukup untuk biaya operasional dan gaji pemain dalam satu musim kompetisi," kata Iwan yang baru saja gagal dalam Pemilihan Wali Kota Kediri pada 23 Oktober 2008. Ia mempersilakan beberapa orang pemainnya pindah ke klub lain jika memang tidak menerima keputusan manajemen tim sepak bola dua kali juara Ligina 2003 dan 2008 itu. Sebelumnya Persik berencana menjual beberapa pemain handalnya pada saat jeda kompetisi, namun pengurus dan manajemen mengambil kebijakan membayar setengah gaji dari nilai yang tertera dalam surat kontrak. Hingga saat ini beberapa pemain lokal yang dikontrak dengan nilai di atas Rp400 juta untuk satu musim kompetisi dan tiga pemain asing Persik belum mengambil sikap atas keputusan manajemen. Hanya ada beberapa pemain, diantaranya Harianto, Khusnul Yuli, Suswanto, Jefri Dwi Hadi, Wawan Widiantoro, Agus Susanto, Sulis Budi dan Wahyudi dipastikan bertahan di "Kota Tahu" itu. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008