Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VII DPR, Alvien Lie mengkritik iklan PT Pertamina (Persero) yang setiap saat ditayangkan di televisi karena dianggap kurang berguna bagi pekerja dan tidak mendatangkan manfaat terhadap pemasukan keuangan perusahaan. "Apa manfaat bagi Pertamina memasang iklan yang dananya relatif besar, bila digunakan untuk kepentingan pekerja tentu lebih berguna," kata Alvien Lie di Jakarta, Kamis. Anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan pada Diskusi Interaktif yang digelar di Gedung Pertemuan Lantai M Gedung Pertamina di Jakarta dalam rangkaian jadwal akhir Munas Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). FSPPB merupakan wadah pekerja yang memiliki sekitar 14.000 anggota di seluruh Indonesia yang tergabung dalam 21 Serikat Pekerja (SP) mulai dari Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumut hingga ke Unit Pengolahan di Sorong, di kawasan Timur Indonesia Dalam diskusi tersebut juga sebagai nara sumber Firdaus Ilyas dari Indonesia Coruption Watch (ICW), Wakil Dirut Pertamina, Iin Arifin Tahyan, dan Presiden FSPPB, Ugan Gandar. Pada diskusi itu bertajuk Eksistensi Organisasi Pekerja Dalam Kerangka Mempertahankan Kelangsungan Bisnis Usaha Pertamina dengan subtema Selamatkan Pertamina. Menurut dia, iklan yang sering ditayangkan itu dianggap berlebihan sementara Pertamina sebagai lembaga BUMN yang berperan sebagai pelaku ekonomi karena harus mendatangkan keuntungan untuk kesejahteraan pekerja dan masyarakat. Namun upaya yang dilakukan para pekerja Pertamina bahwa memaksimalkan fungsi pengawasan melekat (waskat) terhadap perusahaan agar roda bisnis berjalan lancar dan memberikan keuntungan yang jelas, terhadap kinerja pimpinan. Dia juga menyinggung tentang adanya pengangkatan staf ahli oleh Direksi Pertamina yang berasal dari luar pekerja, namun keahliannya belum teruji, padahal banyak pekerja yang mampu menduduki jabatan tersebut. Pengangkatan staf ahli itu harus dikoreksi oleh pekerja demi kelangsungan bisnis perusahaan yang diinginkan untuk menjadi kelas dunia pada masa mendatang. Demikian pula jenjang karir bagi pekerja Pertamina tidak jelas dan belum ada aturan baku yang mengaturnya, disinyalir bagi yang dekat dengan penguasa akan lebih cepat menduduki jabatan tertentu. Sementara itu, Firdaus Ilyas dari ICW menyoroti tentang peran Pertamina yang pada satu sisi harus mencari untung sebanyak mungkin di bidang migas demi kepentingan pekerja dan rakyat, sementara pada sisi lain memberikan subsidi kepada penduduk yang membutuhkan dengan harga BBM yang terjangkau. Pertamina, kata dia, akan sulit untuk menjadi pemain untuk tingkat dunia karena laporan keuangan disampaikan kepada publik dinilai buruk.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008