Ouagadougou, Burkina Faso (ANTARA) - Gerilyawan Burkina Faso menewaskan 35 orang, kebanyakan perempuan warga sipil, Selasa (24/12), setelah menyerang satu pos depan militer di Provinsi Soum di bagian utara negeri itu.

Sebanyak 87 gerilyawan dan personel pasukan keamanan lokal juga tewas dalam bentrokan, kata pihak berwenang.

Presiden Roch Marc Kabore mengumumkan dua hari perkabungan nasional di negara Afrika Barat tersebut sebagai reaksi atas serangan itu.

Peristiwa tersebut terjadi setelah satu serangan terhadap satu rombongan pekerja tambang pada November menewaskan hampir 40 orang dalam aksi perlawanan yang telah menyulut ketegangan etnik dan membuat banyak wilayah negara itu tak terjangkau hukum tahun ini.

Gerilyawan menyerang satu detasemen militer di Provinsi Soum pada Selasa pagi. Setelah beberapa jam, tentara memukul mundur mereka dan merebut banyak senjata serta sepeda motor, kata militer di dalam satu pernyataan.

"Saat mereka melarikan diri, secara pengecut pelaku teror membunuh 35 warga sipil, 31 di antara mereka adalah perempuan," kata pemerintah di dalam satu pernyataan terpisah. Sebanyak 80 gerilyawan dan tujuh anggota pasukan keamanan tewas dalam pertempuran sebelumnya.

Burkina Faso pernah menjadi daerah kantong yang relatif tenang di Wilayah Sahel, tapi gerilyawan yang tumbuh di dalam negerinya telah diperkuat oleh rembesan aksi gerilyawan dari kekacauan di negara tetangganya, Mali.

Serangan selama setahun belakangan telah menewaskan ribuan orang dan memaksa hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Sumber: Reuters

Baca juga: Serangan gereja Burkina Faso menelan belasan korban

Baca juga: Warga mengungsi akibat kekerasan Burkina Faso melonjak enam kali lipat

Pesawat Indonesia dipesan 2 Negara Afrika

Baca juga: ISIS akui serangan Burkina Faso yang tewaskan 24 tentara

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019