Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup naik tipis 0,20 persen. IHSG BEI naik sebesar 2,234 poin menjadi 1.113,624 dan indeks LQ45 terangkat 1,838 poin (0,89 persen) ke level 208,513. Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta, mengatakan bahwa kenaikan indeks BEI mengecewakan karena hanya naik tipis. "Yang lain aja naik besar (bursa AS dan regional), kita hanya naik tipis," katanya. Menurut dia, kenaikan indeks tersebut masih tertahan dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kembali mendekati angka Rp11.000 per dolar AS. "Orang kayaknya sudah kehilangan kepercayaan terhadap rupiah kita, sehingga hal ini yang membuat pasar saham masih mengalami tekanan jual," jelasnya. Selain itu, Krisna juga mengungkapkan bahwa sisa-sisa "carry trade" masih ada, sehingga aksi jual saham masih kuat. "Masih ada sisa dana jangka pendek yang harus dikembalikan, sehingga mumpung ada peluang untuk jualan di saat ada sentimen positif," tambahnya. Sebenarnya pasar telah mendapat kepastian dari pemerintah setelah Presiden SBY Selasa malam (28/9) telah mengumumkan 10 langkah yang akan diambil untuk mengatasi krisis global yang telah mengimbas ke dalam negeri. Dengan masih besarnya tekanan jual saham, maka pergerakan saham juga masih didominasi yang turun sebanyak 99 efek dibanding yang naik hanya 70, sedangkan 46 tidak berubah harganya dan 245 tidak aktif diperdagangkan. Saham-saham yang turun diantaranya PIndo Tambangraya yang terkoreksi Rp650 ke Rp5.950, Bank BRI melemah Rp25 ke posisi Rp2.650, Timah terkikis Rp10 ke level Rp990, Astra Internasional anjlok Rp200 ke harga Rp7.100, United Tractors turun Rp250 ke Rp2.400 dan Bank Mandiri melemah Rp20 ke Rp1.190. Volume perdagangan sebanyak 2,061 miliar saham dengan nilai Rp1,504 triliun dari 50.459 kali transaksi. (*)

Copyright © ANTARA 2008