New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah naik pada Rabu waktu setempat, setelah empat sesi berturut-turut turun, karena pasar mendapat dorongan dari "rally" pasar saham global, penurunan suku bunga AS dan lebih lemahnya dari perkiraan stok energi AS. Sebagaimana dilaporkan AFP, kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Desember terangkat 4,77 dolar AS menjadi ditutup pada 67,50 dolar AS per barel. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember melambung 5,18 dolar AS menjadi mantap pada 65,47 dolar AS. Perdagangan New York dibuka dengan harga naik dan masih positif dalam keseluruhan sesi, menyusul "rally" aksi buru saham dengan kekuatan penuh di Wall Street pada Selasa yang menyebar keseluruh Asia dan Eropa pada Rabu. Harga minyak juga di dorong oleh data pemerintah AS yang menunjukkan cadangan minyak mentahnya naik kurang dari yang diperkirakan, sementara stok bensin di konsumen energi terbesar dunia itu secara mengejutkan turun. Departemen Energi AS (DoE) mengatakan minyak mentah naik 500.000 barrel dalam pekan yang berakhir 24 Oktober, jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar naik 1,6 juta barel. Stok bensin turun 1,5 juta barrel, mengalahkan proyeksi pasar naik 1,3 juta barel. Tindakan bank sentral menurunkan suku bunga untuk membantu membuka krisis kredit juga mengangkat pasar. "Para pelaku pasar menyambut gembira penurunan suku bunga global, termasuk di China, yang akan terus melikuidkan pasar global," kata John Kilduff, analis pada Alaron Trading. Federal Reserve AS pada Rabu menurunkan suku bunga utama federal funds setengah poin menjadi 1,0 persen dalam upaya memperluas antisipasi pasar.China dan Norwegia juga menurunkan suku bunganya. Pasar telah turun pada Selasa, meski ada peringatan dari OPEC untuk menurunkan produksinya lagi, karena para pedagang fokus pada dampak negatif kejatuhan dari krisis kredit global terhadap permintaan energi. Komentar OPEC tentang kemungkinan pengurangan produksi lebih lanjut, juga mendorong pasar. "Minyak mentah pulih, bukan hanya di tengah meningkatnya pasar saham tapi juga ... (OPEC) dapat bertemu lagi sebelum Desember untuk menurunkan kuota produksi lagi," kata Dresdner Kleinwort analis Peter Fertig. Dalam pertemuan darurat di Wina, Jumat, para menteri OPEC mensepakati penurunan produksi 1,5 juta barel per hari menjadi 27,3 juta barel per hari (BPH) dari 1 November karena kartel mencari kenaikan harga. Harga minyak telah turun lebih dari 50 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada Juli di atas 147 dolar AS, di tengah berkembangnya kekhawatiran bahwa permintaan akan terpukul oleh pelambatan pertumbuhan global. Pada Senin, harga minyak telah turun menjadi 59,02 dolar AS di London dan 61,30 dolar AS di New York -- yang merupakan poin terendah untuk sekitar 17 bulan. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memompakan 40 persen dari pasokan minyak mentah dunia.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008