Palembang (ANTARA) - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menargetkan pabrik NPK dapat beroperasi komersial pada awal tahun 2020 untuk mendukung kinerja keuangan perusahaan.
Direktur Utama PT Pusri Palembang Mulyono Prawiro di Palembang, Senin,, mengatakan saat ini Pusri sedang melakukan uji coba produksi pabrik baru berkapasitas 200.000 ton per tahun
“Konstruksi sudah selesai dan sekarang uji coba, sudah berproduksi tapi masih dalam pengamatan. Mungkin satu-dua minggu ini akan dilakukan performance test setelahnya baru komersial,” kata dia.
Baca juga: Pusri-Semen Baturaja kerja sama suplai bahan baku pupuk NPK
Ia menjelaskan NPK merupakan produk hilir (downstream) dari urea, yang kemudian dicampur phospat dan potassium.
Pupuk tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan pertanian pangan maupun perkebunan.
Mulyono mengatakan kehadiran pabrik NPK tersebut akan melengkapi produk yang dihasilkan produsen pupuk pelat merah tersebut.
Ia memaparkan, nantinya produksi Pusri Palembang bakal mencakup NPK sebanyak 300.000 ton, urea sebanyak 2,6 juta ton dan amoniak sebanyak 1,5 juta ton per tahun.
Baca juga: Pusri bantu peningkatan produksi bawang merah di Solok
“Kalau sudah lengkap, Pusri dapat berkembang dengan strategi utama, yakni inovasi dan efisiensi, diversifikasi dan digitalisasi,” kata dia.
Menurut Mulyono saat ini pihaknya sudah memenuhi kebutuhan pupuk urea untuk Sumsel, Lampung, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat. Selanjutnya akan diperluas ke Kalimantan Selatan dan Tengah.
Sementara untuk pupuk NPK, kata dia, pemasaran tersebar di Sumsel, Lampung dan Jambi. Namun demikian belum sampai ke Jawa mengingat kapasitas produksi yang masih terbatas.
“Tak hanya itu kami juga telah mengekspor urea untuk pasar negara Asia Tenggara, Asia Timur dan saat ini kami mulai melirik pasar India,” kata dia.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019