Makassar (ANTARA News) - Aksi unjuk rasa ratusan massa dari salah satu kandidat calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar, Idris Manggabarani-Adil Patu (Idial) berlangsung di kantor KPUD Makassar, Senin menuntut pembagian kartu pemilih. Aksi yang dimulai sejak pukul 16.00 dan berakhir sejam kemudian ini menuntut kepada pihak KPUD Makassar untuk segera menerbitkan kartu pemilih bagi warga Kota Makassar yang belum mempunyai kartu pemilih. Ratusan massa yang datang dari 14 Kecamatan di Makassar ini membawa spanduk salah satu kandidat (Idia) serta bendera Partai Demokrat (PD). Menurut salah seorang demonstran, Dedy mengatakan, kurang dari dua hari pencoblosan calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar, dirinya beserta seluruh yang datang ke KPUD adalah orang-orang yang masuk sebagai daftar pemilih tetap (DPT) belum mendapatkan kartu pemilih. "Kami sangat menyayangkan belum adanya kartu pemilih yang kami terima, padahal hari pencoblosan tinggal dua hari lagi. Kami sangat dirugikan karena sebagian besar yang tidak mendapatkaan kartu pemilih adalah massa dari salah satu kandidat," katanya. Pihaknya mengakui, jika yang datang ke kantor KPUD Makassar hanyalah sebagian dari warga yang belum menerima kartu pemilih. "Jika hak pilih kami tidak digunakan artinya kami dianggap golput (golongan putih), padahal kami ingin menggunakan hak pilih kami sebagai warga negara Indonesia," katanya. Ketua KPUD Makassar, Zulkifli Gani Ottoh yang menerima beberapa orang perwakilan dari para demonstran ini mengatakan, jika pembagian kartu pemilih masih berlangsung dan belum rampung. "Ini masih dalam tahap proses, jadi kalaupun masih ada warga Kota Makassar yang belum menerima kartu pemilihnya, berarti petugas KPPS masih belum maksimal membagikan kartu pemilihnya," katanya. Setelah mendengar keterangan dari ketua KPUD Makassar, ratusan massa tersebut membubarkan diri sambil memberikan batas waktu kepada KPUD Makassar untuk segera menuntaskannya. "Jika kartu pemilih tidak juga kami dapatkan hingga satu hari menjelang pencoblosan, maka kami akan turun dengan massa yang lebih besar lagi," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008