Jakarta (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) akan menyasar pasar usaha mikro kecil dan menengah dengan mengurangi porsi kredit perumahannya hingga mencapai 75 persen dari posisi saat ini 95 persen. "Dengan posisi kredit 95 persen di sektor perumahan tentunya sangat beresiko apabila sektor ini mengalami gangguan. Untuk itu secara bertahap akan dikurangi sampai posisinya 75 persen," kata Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di Jakarta, Senin usai penandatanganan kerjasama dengan PT.Permodalan Nasional Madani (PNM) . Namun ia menolak apabila langkah diversifikasi kredit tersebut sebagai dampak dari kasus "supreme mortgage" di Amerika Serikat. Dia mengatakan, langkah ini untuk mengurangi resiko seandainya sektor perumahan mengalami gangguan. Iqbal menjelaskan, langkah ini akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sehingga porsi kredit perumahan dan bukan perumahan sampai posisi seimbang. Kerjasama dengan PT. PNM saat, menurut Iqbal, sebagai langkah awal BTN membiayai sektor bukan perumahan mengingat PT.PNM sendiri merupakan salah satu dari tiga BUMN yang ditunjuk pemerintah sebagai pendamping program kemitraan. Melalui kerjasama tersebut, PT.PNM akan memberi pelatihan dan assesment untuk melaksanakan pendampingan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Termasuk dalam hal ini pengawasan dan evaluasi bagi mitra binaan, konsultasi bisnis serta penguatan kelompok masyarakat melalui peningkatan kapasitas dengan harapan mitra usaha ke depan akan mandiri dan berkembang. Sebagai proyek percontohan program kemitraan ini akan disalurkan untuk program kelapa sawit di Kabupaten Labuan Batu Sumatera Utara, program jagung di Kabupaten Dairi Sumatera Utara, dan program rumput laut di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. BTN pada tahun 2008 telah mengalokasikan anggaran Rp17,5 miliar bagi PKBL, 20 persen sebagai hibah serta 80 persen sebagai pinjaman. Sampai Agustus 2008 BTN telah menyalurkan Rp6,5 miliar pinjaman kepada mitra binaan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008