Beijing (ANTARA News) - KTT Asia-Eropa (ASEM) ke-7 yang dihadiri 43 kepala negara/pemerintahan dan dua organisasi internasional yang berlangsung 24-25 Oktober 2008 di Beijing, China, berakhir.
Para pemimpin negara, diantaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengusulkan beberapa inisiatif internasional, khususnya dalam upaya mengatasi krisis keuangan global yang dipicu oleh krisis serupa di Amerika Serikat.
Sebelum pertemuan dua tahunan ini dilangsungkan, isu mengenai krisis keuangan global telah menjadi salah satu topik penting yang akan dibahas untuk dicarikan solusinya oleh para pimpinan delegasi dari kawasan Asia dan Eropa.
Pada pidato pembukaan KTT, Presiden China Hu Jintao bahkan berkali-kali menekankan bahwa pertemuan kali ini adalah ajang sangat tepat bagi para pemimpin dunia untuk duduk dalam satu meja mencari solusi bagi penyelesaian krisis keuangan global.
"Krisis keuangan yang saat ini menjadi permasalahan dunia telah menjadi masalah kita bersama. Saya berharap ASEM bisa mencari solusi untuk bisa segera menyelesaikan masalah dunia itu," kata Presiden Hu Jintao.
Hu menilai, krisis keuangan yang saat ini melanda dunia hendaknya disikapi dengan tenang dan pantas di mana semua negara mesti segera mengambil langkah konkret dan menjalin koordinasi.
Penyelesaian krisis keuangan global telah menjadi perhatian internasional karena berdampak sangat luas pada kehidupan umat manusia di dunia.
"Masalah ini juga telah menyita perhatian dan mengalihkan fokus dunia. ASEM diharapkan bisa menjadi organisasi yang bisa mencari solusi untuk menghadapi itu," jelas Hu.
Dalam pidatonya, Hu menyatakan optimismenya bahwa dengan semangat kebersamaan, negara-negara di Asia dan Eropa akan mampu mencari solusi untuk mengatasi masalah internasional itu.
Pemerintah China sendiri, telah berupaya memperhatikan serius upaya mengatasi krisis keuangan ini, antara lain dengan memperketat perekonomiannya, baik makro maupun mikro, sehingga stabilitas keuangan domestiknya terjaga baik.
"China sangat terbuka kepada negara lain dan organisasi internasional untuk bersama-sama mencari solusi bagi penyelesaian krisis keuangan global atas dasar saling bertanggungjawab," kata Presiden Hu.
Ia menegaskan, sekalipun krisis keuangan melanda dunia dengan hebat, namun situasi perekonomian China tetap terjaga dan berjalan seperti biasa.
Dengan penduduk 1,3 miliar jiwa, China ingin sekali menyelesaikan krisis keuangan dengan mengajak negara lain dan organisasi internasional.
Usul Eropa
Keinginan dunia untuk bisa segera keluar dari krisis keuangan global juga disampaikan oleh Eropa yang diutarakan langsung oleh Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dalam pembukaan KTT ASEM.
Sarkozy mengatakan, Eropa meminta dukungan Asia dalam upaya mereformasi sistem keuangan dunia sebagai langkah mengatasi krisis keuangan global di mana Eropa telah mencoba mengambil langkah nyata untuk mewujudkan aspirasi global itu.
"Langkah yang telah ditempuh Eropa diantaranya dengan menggelar pertemuan bersama pemimpin Amerika Serikat (AS) sebagai negara sumber krisis keuangan global," terangnya.
Prancis saat ini menjadi Ketua Uni Eropa. Presiden Sarkozy dan Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso pekan lalu bertemu dengan Presiden AS George Bush di Washington untuk membahas krisis keuangan global.
Salah satu agenda yang dibawa Sarkozy yang mewakili suara Eropa di pertemuan ASEM adalah reformasi segera sistem keuangan dunia hasil desain akhir Perang Dunia Kedua karena telah usang dan tidak relevan dengan tata ekonomi global.
Namun, dalam Pertemuan Washington itu tidak ada kesepakatan yang dicapai oleh pertemuan para pemimpin Eropa dan AS.
Krisis keuangan yang melanda dunia telah mempengaruhi hampir seluruh negara di dunia sehingga memerlukan respon bersama untuk menghadapinya.
Pada awal pidatonya, Sarkozy menekankan bahwa dunia berada dalam kondisi tidak sehat karena dilanda krisis keuangan dunia dan mengungkapkan masih banyak penduduk dunia yang tak mampu menafkahi dirinya sendiri.
Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso, pada pidato pembukaan ASEM ke-7, juga menekankan perlunya langkah global dan kerja sama internasional guna menghadapi krisis finansial yang membelit dunia.
Senada dengan Sarkozy, Barroso menekankan perlunya mereformasi sistem keuangan dunia dan mengajak Asia Eropa untuk terlibat dalam upaya ini.
Jika bersatu untuk mengambil aksi bersama, negara-negara Asia dan Eropa yang mewakili lebih dari 50 persen populasi dunia akan dapat menciptakan perubahan.
"Dalam keadaan krisis seperti ini, Asia dan Eropa bisa menemukan kesempatan untuk solusi yang saling menguntungkan," ujarnya.
Reformasi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers kepada wartawan Indonesia usai KTT ASEM mengatakan, Indonesia menyepakati reformasi sistem keuangan dunia menjadi salah satu butir pernyataan bersama ASEM yang akan dibawa ke pertemuan pemimpin negara anggota kelompok 20 (G20) pada 15 November 2008.
"Kita berharap dan ingin sampaikan pikiran-pikiran ASEM agar pertemuan itu mencapai hasil konkret," kata Presiden yang dijadwalkan turut menghadiri pertemuan Washington atas undangan Presiden AS George Walker Bush.
"Indonesia turut merasa tidak aman dengan tata kelola ekonomi saat ini yang tidak adil dan kehadiran Indonesia dalam KTT itu tentu saja memiliki kepentingan bagi perbaikan nasional," katanya
Menurut Presiden, 43 kepala negara Asia Eropa yang menghadiri ASEM ke-7 mengemukakan hal yang sama mengenai kondisi keuangan dunia saat ini.
"Kita tidak merasa aman dengan arsitektur keuangan global saat ini. Kita yang tidak tahu menahu bisa terkena dampak. Kita merasa tidak boleh begini terus, tidak aman, tidak bisa diprediksi. Harus ditata kembali sehingga betul-betul adil, aman bagi semua," tuturnya.
Presiden mengatakan tata ekonomi dunia sekarang mesti direformasi tidak hanya terfokus pada keuangan, namun juga terhadap ekonomi riil seperti perdagangan sehingga bisa mencegah tatanan ekonomi yang tidak seimbang.
"Ini pekerjaan maha besar dan tentunya butuh pikiran dan kerja besar dari masyarakat global untuk menghasilkan konsensus dan langkah-langkah yang harus dilakukan," ujarnya.
Forum ASEM ke-7 juga menyepakati bahwa para anggota harus mengupayakan sistem moneter dan kebijakan ekonomi yang kuat guna menghadapi krisis finansial serta demi meyakinkan pasar.
Yudhoyono menegaskan, sistem ekonomi Indonesia sudah teruji sejak krisis moneter sepuluh tahun lalu. "Kita yakin, dan harus yakin bahwa sistem ekonomi kita saat ini sudah baik."
Pada akhir KTT, negara-negara anggota ASEM menyepakati perlunya reformasi sistem keuangan dan sistem moneter internasional secara efektif dan komprehensif untuk menjaga stabilitas perkembangan dunia.
ASEM sepakat mengambil langkah cepat dan perlu dalam kerangka reformasi sistem keuangan dunia seraya meminta lembaga keuangan dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) mengambil peran dalam menstabilkan situasi keuangan dunia.
Selain menyepakati langkah-langkah global, dalam pernyataan bersamanya, 43 negara anggota ASEM meminta setiap anggota bertanggungjawab pada keadaan sistem moneternya masing-masing dengan mengeluarkan kebijakan yang tepat dan senantiasa menjaga stabilitas keuangannya.
Untuk menghadapi krisis keuangan global itu, para pemimpin ASEM sepakat untuk menjaga keseimbangan antara inovasi di bidang keuangan dan kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi.
Para pemimpin ASEM juga menyepakati peningkatan akuntabilitas pelaku pasar, termasuk meningkatkan pengawasan terhadap para pelaku sektor keuangan.
Dalam pernyataan bersama itu, para pemimpin ASEM menyampaikan keprihatinannya pada dampak krisis keuangan global yang dinilai mereka mengancam stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi Asia dan Eropa.
(*)
Oleh Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008