Surabaya (ANTARA News) - Di mata Yenny Wahid, kemelut di tubuh PKB saat ini ibarat sebuah rumah yang susah payah dibangun seseorang kemudian diambil oleh orang lain. "Gus Dur itu menata bata satu-persatu, menata keramiknya, kemudian pintu, jendela dan lainnya. Setelah selesai dibangun, Gus Dur memanggil kepokanannya (Muhaimin Iskandar)," kata Yenny pada acara halalbihalal dan tausiyah bertema, "Surabaya Menggugat" di Surabaya, Minggu. Putri Gus Dur yang juga mantan koremponden "The Sydney Morning Herald" dan "The Age", Australia itu mengemukakan, Muhaimin dipanggil oleh Gus Dur dan diberi kamar di bagian depan "rumah" itu dengan kondisi ber-AC, lengkap berbagai fasilitas, termasuk kamar mandi sendiri. "Rumah itu malah diambil semua. Bahkan Gus Dur dikeluarkan dari rumah yang dibangunnya sendiri. Gus Dur telah dizalimi. Bagaimana ini?," kata perempuan kelahiran Jombang, Jatim, 29 Oktober 1974 itu. Kendati demikian, ia meminta massa PKB yang mengikuti Gus Dur agar tidak bersusah hati. Menurut Direktur "The Wahid Istitute" itu, perjuangan PKB Gus Dur adalah yang betul, karena PKB itulah yang membela kebenaran. "Kita tidak rela rumah itu diambil mereka. Rumah tersebut harus kita rebut kembali. Mereka harus keluar dari rumah itu," kata pemilik nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid itu. Menurut Sekjen DPP PKB kelompok Gus Dur itu, semangat untuk merebut kembali "rumah" itu merupakan modal ke depan bagi Gus Dur dan massanya untuk membenahi partai yang didirikan oleh kiai NU itu. "Perjuangan masih panjang. Jangan karena rumah kita diambil orang, kemudian kita tidak membela rakyat. Kita harus membela rakyat. Gus Dur didzalimi karena Gus Dur selalu membela rakyat," kata mantan staf khusus Presiden bidang komunikasi politik itu. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008