Jakarta (ANTARA News) - Realisasi pelaksanaan program pembelian kembali (buy back) saham BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga perdagangan Jumat (24/10) mencapai Rp80 miliar. "Sudah terserap sekitar Rp80 miliar, dari dana yang disediakan sekitar Rp7 triliun," kata Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu sebelum mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR, Senin. Ia menjelaskan, program buy back akan berlanjut dengan harapan harga saham terdongkrak. Menurut Said, dana yang disiapkan pemerintah untuk buy back selain dari BUMN sekitar Rp7 triliun juga diperoleh dari dana pemerintah yaitu Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang mencapai Rp2,5 triliun. "Saat ini buy back sudah meningkat sekitar 10 kali lipat dari ketika buy back dilaksanakan," kata Said. Menurut Said, dari 10 emiten BUMN baru tujuh yang melakukan program buy back dengan besaran pembelian yang bervariasi. Kondisi pasar yang sulit diprediksi, sehingga membuat tidak seluruh BUMN melakukan aksi korporasi itu. Menurut catatan, 10 BUMN yang telah menyatakan siap buy back yaitu PGN, PT Batubara Bukit Asam, Telkom, Jasa Marga, Aneka Tambang, Semen Gresik, Wijaya Karya, Timah, Kimia Farma, dan Adhi Karya. "Tetapi hingga kini baru tujuh yang melakukan buy back. Dari sisi prosedur buy back tidak ada kendala, cuma terganjal kondisi pasar," katanya. Terkait program ini Bapepam-Lembaga Keuangan telah memperlonggar ketentuan buy back antara lain tidak harus menempuh rapat umum pemegang saham terlebih dahulu, termasuk volume buy back bisa hingga 20 persen dari total saham beredar di bursa saham. Adapun BUMN yang paling besar menyiapkan dana adalah Telkom mencapai lebih Rp3 triliun, disusul Jasa Marga Rp1 triliun, dan PGN Rp450 miliar. Said mengutarakan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan menjamin, bahwa pelaksanaan buy back tersebut tidak akan mempengaruhi rencana investasi perseroan. Menurutnya, saat ini waktu yang tepat bagi investor untuk mengoleksi saham BUMN selain harga yang masih rendah saham BUMN juga memiliki prospek yang bagus. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008