Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia melemah di perdagangan Asia, Senin, dengan keputusan OPEC memangkas pasokan pada saat berlangsungnya krisis finansial global dipandang sebagai kian menganggu permintaan energi yang sudah melemah, para dealer menyatakan. Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet bagi pengiriman Desember turun 22 sen menjadi 63,93 dolar per barel. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk penyerahan Desember turun 33 sen menjadi 61,72 dolar per barel. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dalam upayanya mendongkrak harga minyak yang terus merosot, mengumumkan Jumat lalu produksinya akan dipangkas sebanyak 1,5 juta barel per hari (bph) menjadi 27,3 juta bph mulai 1 Nopember. "OPEC jelas menyadari berbagai masalah yang dihadapi perekonomian global," kata David Moore, strategis komoditas pada Commonwealth Bank of Australia yang berkedudukan di Sydney, seperti dikutip AFP. Iran, produsen minyak nomor dua dalam OPEC, Minggu, menyatakan kartel itu mungkin akan memangkas lagi produksinya jika penurunan output terakhir tidak membuat harga minyak stabil. Sekalipun OPEC mengumumkan pengurangan produksi, harga minyak Brent Laut Utara jatuh menjadi 61 dolar, angka terendah dalam 17 bulan terakhir. "Yang jelas, jika keputusan Jumat tidak efektif di pasar, OPEC akan mengambil langkah-langkah untuk mengkonsolidasikan pasar dan menyetabilkan harga pada pertemuan mendatang, " kata wakil Iran di OPEC, Mohmmad Ali Khatibi, dalam wawancara dengan televisi negara. OPEC telah menyatakan keputusan terakhirnya pada Jumat lalu akan ditinjau kembali pada pertemuan mendatang di Oran, Aljazair, pada 17 Desember. Banyak analis meragukan keefektifian langkah yang diambil OPEC, mengingat begitu seriusnya krisis finansial global yang telah menurunkan secara tajam prospek pertumbuhan ekonomi dan demikian pula konsumsi minyak. OPEC, yang beranggotakan 12 negara memasok sekitar 40 persen dari kebutuhan minyak mentah dunia. (*)

Copyright © ANTARA 2008