Ambon (ANTARA) - Ribuan jiwa pengungsi di Pulau Haruku, kabupaten Maluku Tengah yang terdampak gempa yang mengguncang Maluku pada 26 September 2019, menyatakan keinginan mereka untuk segera kembali ke rumahnya.

"Memang masih banyak warga yang trauma dan takut dengan isu-isu gempa gempa besar dan tsunami akan terjadi, tetapi sebagian lainnya sudah ingin kembali ke rumahnya," kata Kepala Dusun Ori, Desa Pelauw, Pulau Haruku, Abdul Wahid Tuasikal, Minggu.

Abdul Wahid mengapresiasi sosialisasi psikososial dan kegempaan yang dilakukan BPBD Maluku melibatkan berbagai instansi teknis di antaranya BMKG, LIPI, peneliti Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan tokoh agama di beberapa desa di Pulau Haruku sejak Sabtu (21/12) hingga Minggu.

Baca juga: BNPB - BPBD Maluku sosialiasi mitigasi dan penanganan dampak gempa

Dia menyatakan, setelah mendengar penjelasan dari berbagai pihak terkait dan berkompeten menyangkut gempa yang mengguncang Kota Ambon, kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB), maka dirinya akan segera mengimbau warga untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Saya akan mengimbau seluruh warga yang sementara mengungsi di daerah ketinggian untuk segera kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasanya," katanya.

Sejauh ini Abdul Wahid mengaku, warganya sudah beraktivitas di rumah masing-masing saat siang hari, dan hanya saat malam anak-anak serta orang tua dan lanjut usia (lansia) yang tidur di tenda-tenda pengungsian sementara.

Staff BMKG Ambon Lenda Narwadan memberikan sosialisasi kegempaan kepada warga Desa Kabau, Pulau Haruku, kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (21/12). BPBD menggandeng BMKG, LIPI dan peneliti Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon melakukan terapi psikososial dan sosialisasi kegempaan kepada pengungsi terdampak gempa Maluku pada 26 September 2019. ( ANTARA/Jimmy Ayal)

Sedangkan tokoh pemuda Desa Kabau Bambang Sella meminta BPBD, BMKG, LIPI serta peneliti Unpatti Ambon untuk memberikan kepastian dan jaminan bahwa tidak akan terjadi gempa besar seperti isu yang berkembang, sehingga warga desa setempat dapat segera kembali ke rumah masing-masing.

"Banyak warga Kabau yang sudah ingin kembali ke rumah masing-masing, tetapi harus ada jaminan bahwa gempa sudah tidak terjadi lagi serta klarifikasi kebenaran isu-isu gempa dan tsunami yang berkembang saat ini," katanya.

Baca juga: BNPB libatkan artis dukung psikososial korban gempa Maluku

Dia juga menyatakan, warga desa Kabau tidak terlalu berharap bantuan dari pemerintah, sehingga secara swadaya memanfaatkan bahan-bahan dari alam sekitar untuk membuat tenda untuk menampung pengungsi.

"Memang kami tidak terlalu bergantung dengan bantuan pemerintah. Tetapi hendaknya tidak pilih kasih dalam penyaluran bantuan tanggap darurat sehingga masyarakat benar-benar merasakan bahwa pemerintah hadir untuk melindungi mereka," katanya.

Dia juga berharap BPBD Maluku dapat membantu logistik berupa terpal untuk mengganti yang telah rusak, di samping berharap dana stimulan untuk pembangunan rumah rusak dapat segera disalurkan.

Bambang juga memastikan warga Kabau akan kembali ke rumah masing-masing setelah mendengar penjelasan mendetail tentang kegempaan dan kondisi terkini dari berbagai pihak teknis terkait.

Sedangkan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Maluku, Farida Salampessy mengapresiasi keinginan warga untuk segera meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke rumah masing-masing.

"Saya mengapresiasi keinginan warga untuk segera kembali ke rumah masing-masing. Hal ini menunjukkan warga percaya dengan sosialisasi yang diberikan serta sudah tidak trauma dan takut dengan kondisi bencana yang terjadi," tandasnya.

Baca juga: Bantuan logistik Rp1,19 miliar untuk korban gempa Maluku
Baca juga: BNPB serahkan Rp93,819 miliar untuk rehabilitasi rumah rusak di Maluku

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019