Annecy, Prancis (ANTARA News) - Prancis menganggap sepele perampasan dua rudal anti-tanknya oleh Taliban, Jumat, ketika para gerilyawan melancarkan serangan besar atas ratusan tentaranya di Afghanistan. Menteri Pertahanan Herve Morin menyatakan pasukan Barat di Afghanistan kadang-kadang meninggalkan senjata mereka di medan perang dan hal yang lebih penting adalah menyelamatkan pasukan dari penghadangan. "Itu penghadangan di lembah sempit, dengan banyak Taliban," kata Morin saat mengunjungi unit AD di Annecy, Prancis timur, yang akan dikirim ke Afghanistan. "Hal yang paling penting adalah setiap orang selamat," katanya, seraya menambahkan rudal anti-tank Milan yang ditinggalkan akan sulit digunakan setiap orang tanpa latihan yang benar. Sebanyak 14 Taliban tewas dalam bentrokan tersebut, demikian menurut Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) NATO di Afghanistan. Penyergapan itu berlangsung di lembah Alasai, utara Kabul, dekat tempat tewasnya 10 tentara Prancis dalam penghadangan Taliban pada pertengahan Agustus. Menurut AD Prancis, sekitar 300 tentara Prancis diserang oleh seratusan Taliban dan harus mundur setelah bertempur dengan sengit. Dukungan tembakan dari udara dipanggil untuk membantu mereka keluar dari penghadangan, kata Letkol Bruno Louisfert, jurubicara AD Prancis di Afghanistan, kepada AFP. Dikatakannya sebuah peluncur rudal juga ditinggalkan bersama dua rudal jinjing jarak menengah Milan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008