Jakarta (ANTARA News) - Tol Kanci - Pejagan sepanjang 34 kilometer, yang hak kuasa usaha (konsesi) dipegang PT.Semesta Marga Raya (SMR), saat ini tengah memasuki tahap pembangunan simpang susun (interchange). "Ada tiga lokasi yang kami bangun yakni di Kanci, Cileduk, dan Pejagan, saat ini memasuki tahap tiang pancang," kata Direktur Utama PT.Semesta Marga Raya (SMR), Harya M. Hidayat di Jakarta, Minggu. Menurut Harya, hasil kunjungan ke lokasi proyek Sabtu (25/10), PT.Adhi Karya Tbk selaku kontraktor pelaksana pembangunan Tol Kanci - Pejagan melaporkan saat ini tengah memasuki tahap pemasangan tiang pancang. Harya juga menyampaikan, secara keseluruhan pembangunan konstruksi Tol Kanci - Pejagan sudah mencapai 30 persen serta masih sesuai jadwal agar dapat selesai semester II 2009. Pembangunan simpang susun berbarengan dengan pekerjaan pemadatan tanah yang dikerjakan sejak empat bulan lalu serta diharapkan tuntas sebelum musim hujan datang untuk mendapatkan hasil bagus, kata Harya. "Pekerjaannya tidak mudah karena tanah harus ditimbun serta dipadatkan setiap 25 centimeter. Pekerjaan ini saat ini terus dipercepat 1X24 jam dengan mengerahkan pekerja dan peralatan," ujar dia. Harya juga menyampaikan, pemegang saham PT.Bakrie Tol Road telah menyampaikan komitmennya untuk membiayai pembangunan tol yang menjadi tanggungjawabnya sekalipun iklim ekonomi dunia sedang krisis. PT.Bakrie Toll Road selain sebagai pemilik PT.Semesta Marga Raya, juga memiliki hak opsi terhadap PT.PejaganB Pemalang Tol Road selaku pemegang konsesi Tol Batang - Semarang, serta PT.Marga Setiapuritama pemegang konsesi tol Batang - Semarang. Harya sendiri juga menjabat sebagai Direktur Utama di PT.Bakrie Toll Road. Harya mengatakan, pemegang saham menyadari pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol akan memberi dukungan sangat besar bagi perekonomian terutama bagi kelompok menengah. "Tidak sampai disitu perbankan dalam hal ini BNI sebagai juga menyatakan untuk mendukung penuh membiayai konstruksi sekitar Rp2,1 sampai Rp2,2 triliun," ujar dia. Harya mengakui, masih 2 persen lahan yang belum bebas akan tetapi itu terkait masalah administrasi kepada siapa tanah tersebut akan dibayar. Berbeda dengan swasta yang bisa langsung bayar, karena tanah tol menjadi tanggungjawab pemerintah maka pelaksanaanya tidak bisa sembarangan. Kerahkan Peralatan Lebih jauh, Pimpinan Proyek Tol Kanci - Pejagan, Toto Soewarna mengatakan, dalam rangka mempercepat pekerjaan pemadatan tanah sampai saat ini dikerahkan dump truk 552 unit, Tronton 200, lainnya mobil kecil 1.000 unit, dan 75 unit alat berat. Truk sebanyak itu untuk mengangkut tanah sebagai bahan timbunan yang diambil dari daerah Selatan yang berjarak 30 kilometer dari lokasi pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan timbunan sebanyak 6,5 juta meter kubik, ujar dia. "Saat ini bahkan sudah ada yang memasuki tahap line concrate sebagai bahan dasar rigid pavement (perkerasan kaku/ beton) sesuai standar pembangunan jalan tol," ujar dia. Toto juga menyampaikan, saat ini juga tengah dibuat tiang pancang bagi pembangunan Jembatan Cisanggarung serta sebanyak 18 jembatan lainnya, diperkirakan dalam waktu tiga bula ke depan pembangunan Tol Kanci - Pejagan memasuki puncak pekerjaan. Harya lebih jauh, kehadiran jalan tol Kanci - Pejagan akan menyerap lapangan kerja baru karena dari tiga tempat istirahat yang akan dibangun masing-masing dapat menyerap 200 sampai 300 orang tenaga kerja. "Ini belum termasuk tenaga back office di kantor sekitar 20 orang, ditambah petugas operasional yang diambil dari tenaga outsourching," ujar dia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008