Yogyakarta (ANTARA News) - Franky Sahilatua optimistis bahwa selalu ada cara yang bisa ditempuh untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana."Selama ini kita selalu terkejut setiap kali bencana itu datang sehingga banyak memakan korban dan air mata yang tertumpah," kata Musisi kawakan tanah air yang dikenal melalui lirik-lirik lagunya yang bertemakan lingkungan, usai peluncuran album kompilasi kesiapsiagaan bencana, di Taman Pintar Yogyakarta, Sabtu.Sebagai musisi, kampanye yang bisa dilakukan ialah dengan menciptakan lagu, dan untuk album kompilasi tersebut Franky menyumbang sebuah lagu baru berjudul Dimana Nurani.Dalam lagu tersebut, Franky menyoroti kerakusan manusia yang selalu menguras sumber kekayaan alam karena memiliki kebutuhan yang berlebihan terhadap energi.Tanpa disadari, kebutuhan berlebih tersebut justru menjadi bumerang bagi kehidupan manusia itu sendiri."Menebang pohon bisa dilakukan dalam lima menit, tetapi menanam pohon hingga membutuhkan waktu puluhan tahun. Butuh ya butuh, tetapi jangan kelewatan," tegasnya.Melalui seni, khususnya seni musik, masyarakat dapat menangkap maksud dari kesiapsiagaan bencana dengan lebih baik karena bahasa yang disampaikan lebih ringan dan tidak menggunakan bahasa ilmiah yang terkadang terlalu rumit untuk dimengerti oleh masyarakat luas.Meski korban dari setiap bencana yang terjadi, lanjut Franky, tidak dapat dihindari, namun bila masyarakat sudah siap setidaknya jumlah korban dapat diminimalisir.Ia mencontohkan kesiapsiagaan bencana yang sudah terpatri erat dalam benak rakyat Jepang, yang kerap dilanda gempa bumi, sehingga tidak banyak korban yang jatuh.Kesiapsiagaan tersebut, lanjut Franky dapat dilakukan melalui sosialisasi yang terus menerus karena pada kenyataannya hampir tiap bulan terjadi gempa di Indonesia.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Sebenarnya tim bencana mudah dibentuk yang penting, contohilah dari para pimpinannya. jangan asal perintah saja atau himbaauan saja.Menghimbau lantas ngak muncul, kalau udah muncul pergi lagi. payah