Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan departemennya mendukung penuh penutupan pelabuhan-pelabuhan "tikus" yang menjadi pintu masuk barang ilegal yang selama ini mengganggu pertumbuhan industri di tanah air. "Saya dukung upaya itu. Departemen Perindustrian sudah berulang kali meminta utk menutup pelabuhan-pelabuhan tersebut untuk mencegah penyelundupan sebab ini merugikan negara," kata Fahmi, di Jakarta, Jumat. Dia mengatakan penyelundupan yang selama ini terjadi menjadi faktor penyebab terganggunya pertumbuhan industri nasional selama ini. Sementara itu, Sekjen Departemen Perindustrian, Agus Tjahjana mengatakan, penutupan pelabuhan untuk impor tidak serta-merta membuat produk ilegal hilang. Penutupan pelabuhan-pelabuhan tersebut paling tidak mengurangi masuknya produk ilegal. "Kalau pelabuhan ditutup tiba-tiba langsung nol barang ilegal yang masuk ya tidak mungkin. Ini hanya akan mengurangi saja," ujar dia. Sebelumnya Wakil Ketua Kadin Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan, Rachmat Gobel mengatakan, keputusan pemerintah memperketat impor dengan menutup pelabuhan yang jadi pintu masuk produk ilegal dapat meningkatkan investasi dan daya saing industri tanah air. "Semua negara memperketat impor, pasar Indonesia jadi penting bagi investor. Jadi harus dikelola dengan baik," ujar dia. Menurut dia, selama ini komponen elektronik buatan dalam negeri selalu kalah bersaing dengan komponen asing dari segi harga sehingga membuat industri komponen tanah air tidak berkembang. Hal lain yang menurut dia harus segera dilakukan pemerintah adalah mendaftar semua importir umum yang ada, karena selama ini banyak importir tidak terdaftar sehingga barang masuk tidak terkontrol.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008