"Kemarin kita sudah mencoba suatu penyederhanaan, nanti untuk produk UMKM, di mana kami akan mendirikan kantor bersama untuk ekspor UMKM sehingga semua perizinan, sertifikasi, pembiayaan untuk ekspornya di situ," ujar Teten Masduki di Jakarta, Jumat.
Menkop UKM itu juga menambahkan bahwa UMKM saat ini ekspornya baru 14,5 persen, dan yang penting sekarang bagaimana UMKM terintegrasi dengan value chain, rantai pasok kalau bisa dengan rantai pasok global.
Baca juga: Jokowi ingatkan UMKM tidak lupa pasar domestik meski ekspor penting
Terkait target ekspor UMKM untuk tahun depan, Teten menyampaikan bahwa pihaknya masih mempelajari namun berharap pada tahun 2024 ekspor UMKM naik dua kali lipat dibandingkan sekarang.
"Tentu ini membutuhkan ekosistem yang segera dibangun, kalau untuk pembiayaan tidak jadi masalah," katanya.
Selain akan membentuk kantor bersama untuk mendukung ekspor UMKM, Menkop UKM juga akan menggunakan Sarinah sebagai trading house bagi UMKM-UMKM kecil.
Baca juga: Kemendag-Bukalapak fasilitasi UMKM ekspor produknya ke lima negara
"Kami juga akan menggunakan Sarinah sebagai trading house dan agregator untuk produk UMKM yang kecil-kecil, agar bisa go internasional," ujar Teten Masduki.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengungkapkan ekspor Indonesia saat ini masih didominasi oleh pelaku usaha besar sementara ekspor oleh pelaku UMKM masih kecil.
Ia mengatakan para pelaku UMKM tidak perlu berkecil hati karena dengan berbagai upaya kontribusi UKM terhadap ekspor akan meningkat.
Presiden yakin dengan berbagai upaya termasuk oleh PT Bank Rakyat Indonesia, produk UMKM akan membanjiri pasar ekspor.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019