Rupiah Jumat sore ditutup menguat 7 poin atau 0,05 persen di level Rp13.978 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.985 per dolar AS
"Pasar merespon ketidakpastian politik yang disebabkan oleh pemungutan suara DPR AS untuk memakzulkan Presiden AS Donald Trump," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Rupiah akhir pekan diprediksi menguat
Trump adalah presiden ketiga yang dimakzulkan dalam sejarah AS, tetapi kemungkinan akan selamat dari persidangan di senat AS pada Januari 2020 mendatang mengingat senat dikuasai Partai Republik.
Selain itu, pasar tengah menunggu pembacaan laporan estimasi final Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal ketiga nanti malam.
Dari domestik, Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam konferensi pers kemarin, mengumumkan BI masih mempertahankan suku bunga dengan melihat ekonomi dalam negeri yang stabil walaupun akan ada dampak negatif dari global terutama dampak dari pemakzulan Presiden Trump yang terus menjadi topik utama selain perundingan dagang AS dan China serta Brexit.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 10 poin
Kemudian, menjelang akhir tahun permintaan akan valas akan meningkat guna untuk memenuhi kebutuhan korporasi baik pemerintah (BUMN) maupun swasta untuk memenuhi pembayaran dividen, pembayaran pokok atau bunga utang, dan sebagainya.
"Pemerintah telah berhasil menetralisir kondisi ekonomi global dan berhasil menstabilkan ekonomi dalam negeri, walaupun jatuh tempo hutang pemerintah dan swasta jatuh tempo akhir tahun ini, namun data tersebut bisa mengangkat sentimen positif terhadap mata uang garuda. Ini bukti nyata bahwa ekonomi dalam negeri tetap terjaga dengan baik," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.984 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.978 per dolar AS hingga Rp13.999 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.993 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.983 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019